kondisi geografis
Kondisi Geografis dan
Penduduk Indonesia
Dalam usaha memahami perkembangan lingkungannya, diharapkan manusia
dapat mengenali unsur-unsur lingkungan yang memiliki pengaruh pada
kehidupannya, baik unsur fisik (alam) atau unsur sosial. Unsur
lingkungan fisik disebut sebagai kondisi bentuk geografis, sedangkan
unsur lingkungan sosial dalam ilmu geografi lebih mengarah kepada
kondisi penduduk yang dipengaruhi kondisi pada geografis -nya. Oleh
sebab itu keterkaitan antara kondisi dari geografis dengan kondisi
penduduknya sangat erat. Kondisi dari geografis & penduduk tiap
wilayah di permukaan bumi berbeda-beda, hal ini bergantung kepada
kuantitas dan kualitas unsur pendukung lingkungan yang ada pada suatu
wilayah. Untuk memahami lebih jauh tentang kondisi bentuk geografis dan
penduduk Indonesia di sekitar lingkungan kita, kalian kaji materi
pelajaran berikut!
1. Kondisi dari Geografis suatu Wilayah
Yang termasuk unsur-unsur lingkungan fisik geografis meliputi unsur
letak, relief, cuaca dan iklim, jenis tanah, tanaman dan fauna, sumber
daya air dan kelautan, serta sumber daya mineral. Unsur-unsur ini
mempengaruhi corak kehidupan manusia, oleh sebab itu wajib kita kenali
ciri-cirinya. Dengan memahami ciri-ciri unsur lingkungan fisik geografis
suatu wilayah, maka kita dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitar, bahkan dapat memanfaatkan sumber daya alam lingkungan secara
optimal untuk kepentingan hidup. Berkaitan dengan usaha memahami
ciri-ciri unsur lingkungan fisik geografis suatu wilayah, kita coba
menerapkannya dalam mengkaji kondisi dari geografis wilayah Indonesia.
Untuk itu, kalian perhatikanlah peta berikut ini.
Kondisi Geografis dan Penduduk Indonesia
Letak geografis Indonesia pada peta ASEAN
a. Letak Geografis
Letak geografis, yaitu letak suatu tempat dilihat dari kenyataannya di
muka bumi atau letak suatu tempat dalam kaitannya dengan daerah lain
disekitarnya. Letak geografis juga disebut letak relatif, disebut
relatif sebab posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang
membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua dan samudra.
Secara geografis wilayah Indonesia letaknya di antara dua benua dan dua
samudra, yaitu Benua Asia dengan Benua Australia. Sedangkan samudra yang
membatasi adalah Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Letak geografis ini sangat memiliki pengaruh pada keberadaan wilayah
Indonesia, baik dilihat dari keadaan fisik dan sosial atau ekonomi dan
politik.
Kondisi letak suatu wilayah biasanya berhubungan dengan unsur lokasi,
posisi, batas, bentuk, dan luas. Setelah kalian mengamati peta ASEAN di
atas, maka kalian akan memperoleh fakta tentang keadaan letak geografis
wilayah Indonesia sebagai berikut.
Lokasi geografis wilayah Indonesia berada di kawasan Asia Tenggara.
Posisi astronomis wilayah Indonesia berada di antara 60LU-110LS dan
950BT-1410BT.
Posisi geografis wilayah Indonesia berada di antara Benua Asia dan
Australia serta di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Batas-batas wilayah Indonesia secara geografis, sebelah utara dengan
Laut Andaman, Selat Malaka, Selat Singapura, Laut Cina Selatan, negara
Malaysia, negara Filipina, Laut Sulawesi, dan Samudra Pasifik. Di
sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia, Laut Timor, negara
Timor Leste, dan Laut Arafura. Di sebelah barat berbatasan dengan
Samudra Hindia, dan di sebelah timur berbatasan dengan negara Papua
Nugini.
Wilayah negara Indonesia berbentuk Kepulauan (archipelago) dengan jumlah
seluruh pulaunya 17.504 buah. Luas wilayah Indonesia secara geografis
5.193.252 km2, dibagi atas wilayah daratan seluas 1.904.569 km2 dan
wilayah lautan seluas 3.288.683 km2. Sehingga perbandingan antara luas
wilayah daratan dan lautan 2:3.
b. Relief
Relief atau topografi, adalah keadaan tinggi-rendahnya bentuk permukaan
bumi. Penampakan geografis alam yang berhubungan dengan relief wilayah
daratan terdiri dari pegunungan, gunung, dataran tinggi, dataran rendah,
lembah, dan dataran pantai. Sedangkan relief wilayah perairan daratan
berupa danau, sungai, rawa, teluk, selat, dan terusan. Penampakan alam
relief wilayah perairan laut atau relief dasar laut, terdiri dari bentuk
paparan benua, lereng benua, lubuk laut, palung laut, punggung laut,
ambang laut, dan gunung laut. Coba, kalian cari pengertian
istilah-istilah relief dasar laut itu!
Penampakan alam bentuk relief suatu wilayah di permukaan bumi pada peta,
sering disajikan dalam bentuk tampilan simbol-simbol warna. Masih
ingatkah kalian dengan materi pelajaran tentang bentuk-bentuk simbol
warna? Coba, kalian perhatikan contoh peta relief wilayah Indonesia di
bawah ini!
Kondisi Geografis dan Penduduk Indonesia
Peta relief wilayah Indonesia (Sumber: Atlas Geografi Indonesia dan
Dunia, Pustaka Ilmu)
Dengan memperhatikan peta relief wilayah Indonesia di atas, maka kalian
akan mendapatkan informasi tentang keadaan relief wilayah Indonesia,
antara lain.
Berdasarkan reliefnya, bentuk muka bumi Indonesia dibagi menjadi tiga
wilayah, yaitu:
relief wilayah Indonesia Barat, meliputi kawasan Pulau Jawa,
Sumatra, Kalimantan, Bali, dan perairan di sekitarnya. Relief dasar laut
wilayah perairan ini disebut Paparan/Dangkalan Sunda dengan kedalaman
kurang dari 200 m.
relief wilayah Indonesia Tengah, meliputi kawasan Pulau Sulawesi,
Kepulauan Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara, dan perairan sekitarnya.
Relief dasar laut wilayah ini adalah laut dalam di atas 200 m.
relief wilayah Indonesia Timur, meliputi kawasan Kepulauan Aru,
Pulau Misool, Pulau Salawat, Pulau Arafura, Kepulauan Tanimbar, Pulau
Papua, dan perairan sekitarnya. Relief dasar laut wilayah ini disebut
Paparan/Dangkalan Sahul dengan kedalaman kurang dari 200 m.
Relief daratan Indonesia didominasi oleh relief berupa.
Pegunungan, yaitu bagian muka bumi yang lebih tinggi dari daerah
sekitarnya dengan bentuk memanjang.
Gunung, yaitu bagian muka bumi yang lebih tinggi daerah sekitarnya
dengan bentuk seperti bidang kerucut.
Dataran Tinggi, adalah wilayah permukaan bumi yang lebih tinggi dari
daerah sekitar dan pada bagian atasnya mendatar.
Dataran Rendah, yaitu bagian permukaan bumi yang lebih rendah dari
daerah sekitar berbentuk dataran.
Pantai, yaitu wilayah daratan yang paling rendah berbatasan dengan
perairan laut.
c. Cuaca dan Iklim
Dalam ilmu geografi yang termasuk unsur-unsur cuaca dan iklim, yaitu
curah hujan, arah angin, tekanan udara, suhu udara, dan kelembaban
udara. Unsur-unsur cuaca dan iklim adalah bagian dari kondisi bentuk
geografis.
Kondisi iklim Indonesia dipengaruhi angin muson, yaitu angin yang
bertiup setiap enam bulan sekali dan selalu berganti-ganti arah. Adanya
perubahan arah angin muson ini berakibat kondisi iklim di Indonesia
terbagi menjadi dua musim setiap tahunnya, yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Antara periode bulan April – September berhembus angin muson
tenggara yang membawa pengaruh musim kemarau. Sebaliknya antara periode
bulan September – April berhembus angin muson barat yang berakibat
musim penghujan.
Indonesia dilalui garis khatulistiwa, maka wilayahnya mendapat pemanasan
sinar matahari yang cukup sepanjang tahun. Akibatnya tingkat penguapan
tinggi, udara cukup banyak mengandung uap air, dan hujan sering turun.
Walaupun musim kemarau, tetapi dengan kondisi tingkat penguapan yang
cukup tinggi, maka di beberapa tempat wilayah Indonesia sering terjadi
hujan.
Wilayah Indonesia letaknya di antara dua samudra yang luas, sehingga
kondisi iklim di Indonesia mendapat pengaruh iklim laut yang lembab.
Kandungan uap air di udara sebagian besar berasal dari hasil penguapan
perairan laut. Jadi semakin luas wilayah laut yang dilalui sinar
matahari, semakin tinggi tingkat penguapan maka keadaan udara semakin
lembab.
d. Flora dan Fauna
Fauna adalah jenis hewan yang hidup di suatu kawasan. Sedangkan flora,
adalah spesies tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu kawasan dan tumbuh
secara alami. Flora dan fauna yang terdapat di suatu kawasan memiliki
pengaruh pada kehidupan manusia. Flora dan fauna bisa menjadi sumber
kehidupan yang dapat diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia, yaitu sebagai sumber bahan makanan, pakaian, perumahan,
perangkat transportasi, dan lain-lain.
Kondisi Geografis dan Penduduk Indonesia
Seorang sarjana botani hewani berkebangsaan Inggris bernama Alfred
Russel Wallace mengadakan penyelidikan satwa di wilayah Indonesia bagian
tengah pada tahun 1852-1854. Kemudian Max Wilhelm Carl Weber seorang
sarjana perikanan berkebangsaan Jerman mengadakan penyelidikan tentang
jenis-jenis ikan air tawar di wilayah Indonesia bagian timur pada tahun
1899-1900. Dua sarjana lainnya yang berkebangsaan Swiss Sarasin dan
Abendanon ikut menolong mengambil bagian dalam penyelidikan tentang
jenis-jenis hewan di Sulawesi. Atas jasa-jasa dan hasil kegiatan
penyelidikan itu, lalu kedua nama tokoh Wallace dan Weber diabadikan
sebagai nama garis batas pengelompokan tipe-tipe tanaman dan fauna di
wilayah Indonesia. Garis batas pemisah antara tipe tanaman dan fauna
wilayah barat dengan wilayah tengah diberi tanda dengan nama garis
Wallace. Kemudian garis batas pemisah antara tipe tanaman dan fauna
wilayah Indonesia timur dengan tengah di beri nama garis Weber.
Indonesia memiliki keanekaragaman spesies tanaman dan fauna yang
termasuk terbanyak di dunia, hal ini disebabkan pengaruh dari iklim
tropis. Tiap daerah di Indonesia memiliki corak spesies tanaman dan
fauna yang berbeda-beda sesuai dengan habitatnya. Faktor-faktor alam
yang memiliki pengaruh pada adanya perbedaan spesies flora, antara lain
kondisi iklim lokal, jenis tanah, ketinggian tempat, ketersediaan air,
dan unsur biotik. Adapun jenis tanaman yang tumbuh di Indonesia berupa
hutan hujan tropis, hutan musim, hutan bakau, hutan rawa, sabana, stepa,
dan padang lumut. Sedangkan adanya keanekaragaman spesies fauna di
Indonesia dipengaruhi oleh faktor keadaan alam, gerakan hewan, dan
rintangan alam.
Perlu kalian ketahui, menurut kondisi bentuk geografis wilayahnya, jenis
tanaman dan fauna di Indonesia terbagi menjadi tiga macam tipe, sebagai
berikut.
Tipe Asiatis, yaitu tipe tanaman dan fauna yang sejenis dengan di
daratan Asia dan hidup di wilayah Indonesia bagian barat (Sumatra, Jawa,
dan Kalimantan).
Tipe Australia, yaitu tipe tanaman dan fauna yang sejenis dengan di
daratan Australia dan hidup di bagian timur wilayah Indonesia (Papua dan
pulau-pulau sekitarnya).
Tipe peralihan, yaitu tipe tanaman dan fauna yang tidak di jumpai di
Daratan Asia atau Australia. Tipe jenis ini hidup di wilayah Indonesia
bagian tengah (Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara).
e. Jenis Tanah
Tanah memiliki nilai yang amat penting untuk kehidupan semua makhluk
hidup di muka bumi. Jadi apakah tanah itu? Tanah adalah bagian lapisan
pembentuk kulit bumi paling atas dan sangat tipis yang terbentuk dari
bermacam-macam campuran batuan induk yang sudah lapuk, air, udara, jasad
tanaman dan satwa yang sudah mati. Jenis tanah yang tersebar di
bermacam-macam wilayah tidak sama, hal ini disebabkan oleh adanya
perbedaan jenis batuan induk, curah hujan, kekuatan pancaran sinar
matahari, bentuk muka bumi, tanaman penutup tanah, dan pengaruh
aktivitas makhluk hidup. Bagaimana dengan keadaan tanah di Indonesia,
baik jenisnya, tingkat kesuburannya, atau persebarannya? Ikuti
pembahasan selanjutnya!
Jenis tanah yang tersebar di Kepulauan Indonesia berjumlah sekitar 22
jenis tanah. Tidak semua jenis tanah itu subur, tergantung kepada ada
tidaknya tiga unsur penyebab kesuburan tanah, yaitu unsur hara,
kandungan air, dan susunan butir tanah. Tanah yang paling dikenal di
Indonesia sebab tingkat kesuburannya cukup tinggi, antara lain tanah
vulkanik (berasal dari pelapukan abu vulkanik), tanah aluvial (hasil
endapan erosi di sekitar aliran sungai), tanah humus (hasil pembusukan
bahan-bahan organik), tanah podzolit (tanah di pegunungan dengan tinggi
curah hujan). Jenis tanah lain tapi kurang subur yaitu tanah gambut
(tanah rawa) dan tanah kapur (tanah di daerah berkapur).
Persebaran jenis tanah di bermacam-macam pulau Indonesia tidak merata
dan berbeda-beda pula tingkat kesuburannya, bahkan dalam satu wilayah
pulau pun akan nampak perbedaan itu. Hal ini tergantung pada
ketersediaan faktor-faktor gejala alam yang memiliki pengaruh pada
pembentukan jenis-jenis tanah dan tingkat kesuburannya.
f. Sumber Daya Air dan Kelautan
Sumber daya air yang ada di daratan dan sumber daya kelautan, adalah
potensi gejala alam yang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup khususnya manusia. Air yang ada di daratan
baik langsung atau tidak sangat banyak manfaatnya untuk kepentingan
manusia. Demikian pula segala potensi yang dikandung lautan jika kita
gali dan diberdayakan sungguh suatu karunia kekayaan dari Sang Maha
Pencipta alam yang tidak terhingga banyaknya dan tidak akan pernah habis
untuk kita manfaatkan.
Sumber daya air adalah segala potensi air yang dikandung udara, di
permukaan bumi, di dalam tanah, dan proses yang menyertai yang dapat
memberikan manfaat untuk kepentingan semua makhluk hidup. Bentuk-bentuk
sumber daya air di daratan terdiri atas sungai, danau rawa, air rawa,
air mata air (air tanah), dan air artesis. Di Indonesia bentuk-bentuk
sumber daya air ini hampir tersebar merata di seluruh wilayah Kepulauan,
sebab Indonesia beriklim tropis dengan dua kali pergantian musim dan
didukung oleh keadaan bentuk topografi beraneka ragam, sehingga
persediaan sumber daya air tidak akan pernah habis.
Sumber daya kelautan adalah segala potensi yang dikandung oleh
permukaan, di dalam, dan di dasar laut yang dapat memberikan manfaat.
Sumber daya kelautan dapat kita manfaatkan sebagai sumber perikanan,
energi, jalur transportasi, keseimbangan iklim bumi, persediaan air,
obat-obatan, fasilitas olah raga, dan lain-lain. 71% wilayah negara
Indonesia adalah wilayah perairan laut yang tersebar merata menyatukan
seluruh pulau dan kaya dengan bermacam-macam jenis spesies ikan serta
hasil-hasil laut lainnya, seperti rumput laut, bermacam-macam jenis
karang, mutiara, garam, mineral, agar-agar, lain-lain.
g. Sumber Daya Mineral
Sumber daya mineral adalah segala potensi alam berupa bahan galian yang
terdapat pada perut bumi diperoleh melalui proses pertambangan
(eksplorasi). Oleh sebab itu sumber daya mineral sering disebut sebagai
bahan galian tambang. Bahan galian tambang termasuk sumber daya yang
tidak dapat diperbaharui. Sumber daya mineral meliputi barang-barang
galian tambang berupa energi migas dan nonmigas, mineral logam, serta
batu nonlogam. Contohnya, minyak bumi, batu bara, bauksit, timah, nikel,
tembaga, besi, perak, emas, aspal alam, belerang, gas alam, dan
lain-lain. Sumber daya mineral sangat dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari untuk kepentingan bidang perindustrian, fasilitas
transportasi, peralatan rumah tangga, dan sebagainya.
Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan bahan-bahan galian
tambang, baik yang terdapat di daratan atau di dasar laut sebab kondisi
dari geografis -nya sangat mendukung. Persebaran jumlah dan jenis sumber
daya mineral tiap pulau di Indonesia tidak merata, hal ini tergantung
kepada faktor-faktor kondisi dari geografis yang ada pada suatu wilayah.
Untuk lebih memperjelas tentang persebaran barang-barang tambang
penting di Indonesia.
2. Kondisi Penduduk Suatu Wilayah
Unsur lingkungan yang terdapat dalam suatu wilayah selain faktor fisik,
adalah faktor penduduk. Penduduk adalah orang-orang yang mendiami suatu
wilayah di muka bumi. Kondisi penduduk tiap wilayah di permukaan bumi
berbedabeda, perbedaan ini dapat dilihat dari faktor kuantitas dan
kualitasnya. Kuantitas penduduk adalah kondisi penduduk di suatu wilayah
sehubungan dengan faktor jumlah, tingkat pertumbuhan, susunan, tingkat
kepadatan, dan persebarannya. Sedangkan kualitas penduduk adalah kondisi
penduduk di suatu wilayah sehubungan dengan faktor sumber daya
manusianya yang meliputi aspek tingkat pendidikannya, tingkat
kesehatannya, dan perekonomiannya. Untuk mengetahui kondisi penduduk di
suatu wilayah, kita ambil contoh tentang kondisi penduduk di Indonesia,
bagaimana keadaan kuantitas dan kualitasnya?
a. Kuantitas Penduduk
Yang termasuk penduduk Indonesia yaitu warga negara Indonesia asli dan
keturunan serta warga negara asing yang sudah berdiam paling sedikit
enam bulan lamanya di wilayah Indonesia. Dewasa ini, Indonesia seperti
negara-negara lainnya di dunia sedang mengalami problem penduduk. Secara
kuantitasnya terdapat tiga problem utama penduduk yang dihadapi
Indonesia, yaitu jumlah penduduk yang besar, tingkat pertumbuhan
penduduk tinggi, dan persebaran penduduk yang tidak merata.
Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke empat setelah negara
Cina, India, dan Amerika Serikat. Dari hasil pencacahan jiwa yang di
lakukan di Indonesia menunjukkan bahwa jumlah penduduknya terus
bertambah. Diperkirakan pada tahun 2005 kondisi jumlah penduduk
Indonesia mencapai 241.973 jiwa.
Jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara mengalami perubahan.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan penduduk yaitu
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan
(migrasi). Bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dinamakan
pertumbuhan penduduk. Kondisi laju pertumbuhan di Indonesia terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sebagai contoh laju
pertumbuhan penduduk Indonesia antara tahun 1990-2000 sebesar 1,49%,
lalu antara tahun 2000-2003 terjadi kenaikan, yakni mencapai 1,5%.
Berikut ini disajikan peta pertumbuhan penduduk Indonesia tahun
1990-2000 dan tahun 2000-2003.
Indonesia memiliki masalah persebaran penduduk yang tidak merata dari
tiap pulau dan provinsinya. Persebaran penduduk berkaitan dengan
kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan
perbandingan jumlah rata-rata penduduk dalam satuan wilayah seluas satu
kilometer persegi. Faktor-faktor lingkungan geografis yang mempengaruhi
persebaran penduduk, antara lain lokasi, iklim, relief, tanah, sumber
daya alam, sumber daya air, dan kebudayaan.
b. Kualitas Penduduk
Menyangkut problem kondisi kualitas penduduk yang di hadapi oleh
Indonesia, antara lain meliputi kondisi tingkat pendidikan, kesehatan,
dan perekonomian. Masalah yang dihadapi bidang pendidikan di Indonesia,
yaitu masih rendahnya tingkat pendidikan yang dicirikan oleh jumlah
fasilitas dan prasarana yang belum tersebar merata, anggapan pendidikan
bukan hal penting, dan pendapatan per kapita penduduk yang masih rendah
sehingga banyak anak putus sekolah. Permasalahan di bidang kesehatan,
yaitu masih buruknya kondisi gizi untuk kebutuhan ibu dan bayi, sehingga
tingkat kematian bayi masih tinggi, angka usia harapan hidup rendah,
kondisi lingkungan masih rendah menyebabkan timbulnya bermacam-macam
penyakit, seperti DBD dan flu burung, ketersediaan fasilitas dan
prasarana kesehatan masih minim terutama di daerah-daerah terpencil. Di
bidang perekonomian, yaitu masih rendahnya daya beli masyarakat pada
kebutuhan barang-barang pokok disebabkan tingkat pendapatan per kapita
rata-rata masyarakat masih di bawah standar kelayakan hidup, tingkat
pengangguran tinggi sebab pertambahan jumlah penduduk tidak diimbangi
dengan penyediaan lapangan pekerjaan.
3. Kaitan antara Kondisi bentuk Geografis dengan Keadaan Penduduknya
Kondisi bentuk geografis suatu wilayah dengan wilayah lainnya berbeda.
Kondisi dari geografis mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi penduduk
wilayah tertentu. Oleh sebab itu, manusia dengan segala kecerdasan dan
kemauannya berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan
geografis -nya atau berupaya mengubah kondisi lingkungan itu sesuai
dengan kepentingannya. Adanya keragaman kondisi pada geografis tiap
wilayah memunculkan corak mata pencaharian, pola-pola permukiman,
tradisi, adat-istiadat, dan aspek kehidupan sosial lainnya.
a. Kehidupan di Wilayah Pantai
Kehidupan masyarakat di wilayah pantai berkaitan erat dengan laut.
Penduduk yang tinggal di wilayah ini biasanya menyelaraskan dirinya
sebagai nelayan. Adapun pola permukiman penduduk di wilayah ini
berbentuk permukiman yang tersebar secara memanjang (pola linier)
mengikuti garis pantai. Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini
banyak kawasan di wilayah pantai tumbuh dan berkembang menjadikota -kota
pusat kegiatan ekonomi, sosial-budaya, bahkan pemerintahan, dan
pertahanan-keamanan. Di Indonesia,kota -kota pelabuhan yang berkembang
pesat, misalnya Jakarta dan Surabaya. Akibatnya aktivitas kehidupan
masyarakat di wilayah pantai banyak yang berpindah profesi, misalnya
menjadi pedagang, pelayanan jasa, dan lain sebagainya.
b. Kehidupan di Wilayah Geografis Dataran Rendah
Penduduk di daerah geografis dataran rendah bertempat tinggal dengan
membentuk pola permukiman dengan bentuk linier yang tersebar sejajar
dengan arah jalan dan jalur aliran sungai. Adapun pola pemukiman
penduduk di daerahkota terutama yang dekat dengan pusat-pusat kegiatan
ekonomi memiliki pola permukiman dengan bentuk terpusat atau tersebar
melingkari pusat-pusat perekonomian.
Di daerah geografis dataran rendah, biasanya bentuk mata pencaharian
penduduk lebih berorientasi kepada bidang pertanian khususnya di daerah
pedesaan. Kegiatan pertanian yang dikembangkan yaitu pertanian yang
menghasilkan tanaman pangan dan tanaman komoditas. Di wilayah-wilayah
yang sudah maju, sudah berkembang pula kegiatan penduduk yang
berorientasi kepada bidang perdagangan, komunikasi, transportasi, dan
kepariwisataan. Di samping itu, wilayah geografis dataran rendah banyak
dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan gedung-gedung pusat
pemerintahan, pusat pendidikan, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.
c. Kehidupan di Wilayah Pegunungan
Penduduk yang berada di lokasi ini ada yang tinggal dengan membentuk
pola permukiman terpusat sekitar lokasi tamasya dan penambangan, ada
pula yang bergerombol di sekitar lokasi tanah perkebunan dan kehutanan
terutama mereka selalu mendekati daerah-daerah sumber air.
Sebagian besar kondisi mata pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah
ini, berorientasi kepada bidang perkebunan dan kehutanan. Di
daerah-daerah yang kondisi lapisan tanahnya banyak mengandung
bahan-bahan tambang, otomatis mereka beraktivitas di bidang penggalian
barang-barang tambang. Untuk wilayah-wilayah pegunungan yang dijadikan
kawasan wisata, maka orientasi mata pencaharian penduduk lebih memilih
untuk berdagang atau pelayanan jasa.
Apa kaitan antara Kondisi Geografis dan Penduduk?
Perbedaan kondisi geografis & penduduk yaitu; kondisi Geografis
adalah keadaan suatu wilayah yang memiliki kekhasan lingkungan fisik,
sementara Penduduk adalah orang-orang yang tinggal menetap atau
sementara pada suatu kondisi/letak geografis. Lalu, apa kaitannya antara
Geografis dengan Penduduk?
Setiap daerah berdasar Letak Geomorfologis, Geografis, Astronomis,
Geologis akan mempengaruhi karakter, mata pencaharian, sosial-budaya,
bentuk rumah, atau fisik penduduknya, berdasar itu dapat juga
dibedakan/diidentikkan penduduk/penghuninya. Orang yang hidup di daerah
geografis dataran tinggi, geografis dataran rendah, geografis daerah
pantai (pesisir) dari logat/dialek bahasa saja memiliki ciri khas
masing-masing. Misalkan orang pantai yang biasa melihat dan mendengar
deburan ombak, cara dan volume bicara mereka akan lebih keras, ketimbang
mereka yang hidup di daerah geografis dataran tinggi yang senyap
ataupun daerah geografis dataran rendah yang biasanya lebih padat
penduduknya. Kondisi geografis dapat mempengaruhi dan membedakan setiap
orang yang hidup dengan letak morfologis yang berbeda
Sumber: http://ipsgampang.blogspot.co.id/2015/09/kondisi-geografis-dan-penduduk-indonesia.html
Sumber: http://ipsgampang.blogspot.co.id/2015/09/kondisi-geografis-dan-penduduk-indonesia.html
Komentar
Posting Komentar