MANUSIA, TEMPAT, DAN LINGKUNGAN
BAB
I
MANUSIA,
TEMPAT, DAN LINGKUNGAN
![]() |
| Add caption |
A. Pengertian Ruang dan Interaksi
Antarruang
1.
Pengertian
Ruang dan Interaksi Antarruang
Setiap makhluk yang hidup di bumi
ini memerlukan ruang untuk melangsungkan kehidupannya. Tanpa adanya ruang, maka
manusia dan semua makhluk hidup lainnya tidak memiliki tempat untuk hidup.
Ruang adalah tempat di permukaan bumi,
baik secara keseluruhan maupun hanya
sebagian yang digunakan oleh
makhluk hidup untuk tinggal. Ruang tidak hanya sebatas udara yang bersentuhan
dengan permukaan bumi, tetapi juga lapisan
atmosfer terbawah yang memengaruhi permukaan bumi. Ruang juga mencakup
perairan yang ada di permukaan bumi (laut, sungai, dan danau) dan di bawah
permukaan bumi (air tanah) sampai kedalaman tertentu. Ruang juga mencakup lapisan tanah dan batuan sampai pada lapisan tertentu
yang menjadi
sumber daya bagi kehidupan.
Berbagai organisme atau makhluk hidup juga merupakan bagian dari ruang. Dengan
demikian, batas ruang dapat diartikan sebagai tempat dan unsur-unsur lainnya
yang mempengaruhi kehidupan di permukaan bumi.
Setiap ruang di permukaan bumi
memiliki ciri khas tertentu yang berbeda antara suatu wilayah dan wilayah
lainnya. Tidak ada satu lokasi pun yang karakteristiknya sama persis antara
satu dan lainnya. Karateristik inilah
yang kemudian menciptakan keterkaitan antarruang di permukaan bumi. Indonesia sebagai
suatu wilayah di permukaan bumi juga memiliki karakteristik tersendiri yang
berbeda dengan wilayah lainnya. Dengan adanya perbedaan karakteristik ruang di
permukaan bumi, maka setiap ruang dapat memiliki keterkaitan dengan ruang
lainnya.
Karakteristik yang khas tersebut
dapat berupa tanah, batuan, tumbuhan, dan lain-lain yang berbeda dengan tempat
lainnya. Mungkin saja ada satu atau beberapa komponen dari suatu ruang yang
juga ditemukan di tempat lainnya, tetapi akan ada komponen lainnya yang berbeda.
Misalnya, jenis batuan di suatu tempat ditemukan di tempat lainnya
tetapi jenis tumbuhannya berbeda.
Perbedaan karakteristik ruang
tersebut menyebabkan adanya interaksi antarsatu ruang dengan lainnya, karena
setiap ruang membutuhkan ruang lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Contohnya, wilayah pegunungan umumnya merupakan penghasil sayuran, sedangkan
daerah pesisir menghasilkan ikan laut. Penduduk daerah pantai membutuhkan
sayuran dari daerah pegunungan dan sebaliknya penduduk dari daerah pegunungan
membutuhkan ikan dari penduduk daerah pantai. Kedua wilayah kemudian saling
berinteraksi melalui aktivitas perdagangan.
Interaksi antarruang dapat berupa
pergerakan orang, barang, informasi dari daerah asal menuju daerah tujuan.
Menurut Bintarto (1987) interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal
balik dan mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku, baik melalui kontak
langsung atau tidak langsung. Interaksi melalui kontak langsung terjadi ketika
seseorang datang ke tempat tujuan. Interaksi tidak langsung terjadi melalui
berbagai cara misalnya dengan membaca berita, melihat tayangan di televisi dan
lain-lain.
Interaksi dapat terjadi dalam
bentuk perjalanan menuju tempat kerja, migrasi, perjalanan wisata, pemanfaatan
fasilitas umum, pengiriman informasi atau modal, perdagangan internasional, dan
lain-lain. Interaksi dalam bentuk pergerakan manusia disebut mobilitas
penduduk, interaksi melalui perpindahan gagasan dan informasi disebut
komunikasi, sedangkan interaksi melalui
perpindahan barang atau energi
disebut transportasi. Interaksi tersebut terjadi jika ongkos untuk melakukan
interaksi antar daerah asal dan tujuan lebih rendah dari keuntungan yang
diperoleh. Contohnya, seorang yang pergi tempat kerja karena penghasilannya
mampu menutupi ongkos yang dikeluarkannya.
Ada beberapa kondisi saling
bergantung yang diperlukan untuk
terjadinya interaksi keruangan yaitu saling melengkapi
(complementarity), kesempatan antara
(intervening opportunity) dan keadaan dapat diserahkan/dipindahkan (transferability) .
a. Saling Melengkapi
(complementarity atau Regional Complementary)
Kondisi
saling melengkapi terjadi jika ada wilayah-wilayah yang berbeda komoditas yang dihasilkannya.
Misalnya, wilayah A merupakan penghasil sayuran, sedangkan wilayah B merupakan
penghasil ikan. Wilayah A membutuhkan ikan, sedangkan wilayah B membutuhkan sayuran.
Jika masing-masing memiliki kelebihan (surplus), maka wilayah A melakukan interaksi
dengan wilayah B melalui aktivitas perdagangan atau jual beli.

b. Kesempatan Antara (Intervening
Opportunity)
Kesempatan
antara merupakan suatu lokasi yang menawarkan alternatif lebih baik sebagai
tempat asal maupun tempat tujuan. Jika seseorang akan membeli suatu produk,
maka ia akan memperhatikan faktor jarak dan biaya untuk memperoleh produk
tersebut. Contohnya, Wilayah A biasanya membeli ikan ke wilayah B, namun
kemudian diketahui ada wilayah C yang juga penghasil ikan. Karena Wilayah C
jaraknya lebih dekat dan ongkos transportasinya lebih murah, para pembeli ikan dari wilayah A akan beralih membeli ikan ke wilayah C.
Akibatnya,
interaksi antara wilayah A dengan B melemah.

c. Kemudahan Transfer (Transfer
Ability)
Pengangkutan
barang atau juga orang memerlukan biaya. Biaya untuk terjadinya interaksi tersebut harus
lebih rendah dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh. Jika biaya tersebut
terlalu tinggi dibandingkan dengan keuntungannya, maka interaksi antar ruang
tidak
akan
terjadi. Kemudahan transfer dan biaya yang diperlukan juga sangat tergantung
pada ketersediaan infrastruktur (sarana dan prasarana) yang
menghubungkan daerah asal dan tujuan. Jalan yang rusak dan sulit untuk dicapai
akan mengurangi kemungkinan terjadinya interaksi karena biaya untuk mencapainya
juga akan lebih mahal. Sebagai contoh, seseorang akan menjual sayuran dari
wilayah A ke wilayah B, namun jalan menuju wilayah B mengalami kerusakan,
sehingga tidak bisa dilalui. Akibatnya, orang tersebut tidak jadi menjual sayuran
ke wilayah B.
B. Letak dan Luas Indonesia
1.
Pemahaman
Lokasi Melalui Peta
Lokasi suatu tempat dapat dilihat
pada sebuah peta. Peta adalah gambaran permukaan bumi pada suatu bidang datar
dan diperkecil dengan menggunakan skala. Pada peta terdapat sejumlah informasi
yang menyertainya. Kalian harus mampu membaca peta agar dapat memperoleh
berbagai informasi yang dibutuhkan. Bagaimanakah
memperoleh informasi pada sebuah peta? Untuk menjawab pertanyaan tersebut
perhatikanlah peta berikut ini. Selanjutnya lakukanlah aktivitas kelompok pada
kotak aktivitas kelompok.

Sebuah peta terdiri atas beberapa
komponen penyusunannya. Komponen penyusunannya terdiri atas judul peta, skala
peta, orientasi utara, simbol peta, garis astronomis, inset, legenda, dan
sumber peta.
a. Judul Peta
Judul
peta menunjukkan isi suatu peta. Sebagai contoh, judul sebuah peta, “peta
penggunaan lahan di Indonesia”, maka isi dari peta tersebut adalah sebaran
penggunaan lahan yang ada di Indonesia berupa permukiman, hutan, perkebunan,
dan lain-lain.
b. Skala Peta
Skala
peta menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak sesungguhnya di
lapangan. Contoh, skala sebuah peta adalah 1 :1.000.000, berarti objek yang
jaraknya 1 cm di peta berbanding dengan 1.000.000 cm atau 1 km di lapangan.
Skala peta dapat dibedakan
menjadi
skala angka dan skala garis atau grafis.
1) Skala Angka
Skala
angka berwujud perbandingan angka, misalnya
1:10.000.
Jika
tidak disebutkan satuannya di belakang angka tersebut berarti
satuan
yang digunakan adalah cm, sehingga skala angka tersebut
dibaca
1 cm di peta sama dengan 10.000 cm di lapangan.
2) Skala Garis atau Grafis
Skala
grafis adalah skala peta yang berbentuk garis dengan ukuran tertentu. Skala
grafis biasanya ada dalam kolom legenda.

Jika
contoh skala grafis tersebut dibuat skala angkanya, maka skalanya adalah 1 : 500.000 karena 1 cm di peta berbanding 5
km di lapangan. Satuan dalam kilometer diubah menjadi sentimeter, sehingga 5 km
jika diubah ke dalam cm menjadi 500.000 cm.
Karena
itu, skala peta menjadi 1 : 500.000
c. Orientasi Utara
Biasanya
sebuah peta memiliki orientasi arah utara. Bentuk orientasi ditunjukkan oleh
simbol berbentuk panah dengan bentuk yang bervariasi. Penempatannya pada kolom
legenda atau pada bagian yang kosong di muka peta.

d. Simbol Peta
Simbol
peta adalah tanda khusus pada peta yang mewakili objek yang dipetakan. Tujuan
simbol peta adalah untuk memudahkan pengguna peta dalam membaca dan memahami
isi peta. Berdasarkan bentuknya, simbol peta dapat dibedakan menjadi:
1) Simbol Titik
Simbol
titik pada peta dapat beragam bentuknya. Simbol titik dapat berupa lingkaran,
bujur sangkar, segitiga, dan lainnya. Lambang ibu kota biasanya diberi simbol
bujur sangkar, gunung api berbentuk segitiga dan ibukota kabupaten berbentuk
lingkaran.

2) Simbol Garis
Simbol
garis dapat digambar dalam beragam bentuk dan ukuran ketebalan. Ketebalan garis
dapat diatur sesuai dengan kaidah perpetaan. Simbol jalan biasanya berupa garis
kontinu (tanpa putus-putus) dengan ketebalan sesuai dengan kelas jalannya.

3) Simbol Warna
Simbol
warna digunakan pada peta dengan aturan tertentu. Tidak sembarang warna dapat
digunakan untuk objek-objek tertentu karena ada aturan perpetaan. Misalnya
warna perairan (sungai, danau dan laut) diberi warna biru, jalan diberi warna
merah, dan lain-lain. Warna ketinggian dan kedalaman disesuaikan dengan objeknya
yang menunjukkan adanya perubahan secara teratur dan seterusnya. Misalnya,
kedalaman laut diberi warna biru dengan tingkat perubahan yang teratur dari
biru terang ke biru gelap.

4) Simbol Area
Objek
yang digambar pada peta biasanya berupa ilustrasi dari objek yang ada di
lapangan. Simbol area juga memiliki aturan tertentu dalam pemetaannya.
Misalnya, area berupa sawah digambarkan dalam bentuk polygon tertutup yang di
dalamnya terdapat symbol tanaman padi.

e. Garis Koordinat
Garis
koordinat adalah garis khayal pada peta berupa koordinat peta dalam bentuk
garis lintang dan garis bujur. Garis koordinat sangat penting pada peta karena
akan menunjukkan lokasi pada peta disbanding lokasi lainnya di permukaan bumi
serta menggambarkan karakteristik suatu lokasi atau wilayah yang dipetakan.
Sebagai contoh, suatu lokasi yang terletak pada lintang tropis akan memiliki
karakteristik iklim tropis.
f. Inset
Inset
merupakan peta kecil yang ada pada suatu peta untuk menunjukkan lokasi daerah
yang dipetakan diantara lokasi lainnya yang lebih luas.

g. Legenda
Legenda
menunjukkan keterangan semua objek yang ada atau muncul pada muka peta. Pada
legenda inilah seorang pembaca peta akan mengetahui tentang objek yang ada pada
wilayah yang dipetakan.

h. Sumber Peta
Sumber
peta menunjukkan orang atau lembaga yang membuat peta. Dari sumber peta inilah
diperoleh informasi untuk pembuat peta, sehingga bisa dinilai kualitas peta
yang dihasilkannya.
2.
Letak
dan Luas Indonesia
Letak suatu tempat dipermukaan
bumi tidak hanya sekadar menunjukkan posisinya diantara tempat lainnya. Letak
suatu tempat menunjukkan pula karakteristik
tempat tersebut. Sebagai contoh, suatu tempat berada di daerah pantai.
Karakteristik tempat tersebut dapat diidentifikasi bersuhu tinggi, berupa
dataran rendah, sebagian masyarakatnya bekerja sebagai nelayan, dan
seterusnya.
Letak juga menunjukkan posisi
suatu tempat terhadap tempat lainnya. Dalam hal ini, ada tempat yang strategis,
terisolasi, dan seterusnya. Sebagai contoh, suatu tempat berada di pusat kota.
Karena letaknya, tempat tersebut dapat dicapai dari berbagai lokasi dengan
mudah, sehingga menjadi pusat kegiatan penduduk.
Indonesia terletak antara 950
BT – 1410BT dan 6o LU - 110LS. Karena letaknya tersebut, Indonesia termasuk
ke dalam wilayah tropis. Wilayah tropis dibatasi oleh lintang 23,5o
LU dan 23,5 0LS.
Perhatikanlah peta berikut ini. Daerah yang ditandai arsiran merupakan
wilayah tropis dan Indonesiaseluruhnya masuk dalam wilayah tropis.

Selain dilihat dari posisi
koordinatnya (letak astronomis), letak suatu tempat juga dapat dilihat secara
geografis. Apa yang dimaksud dengan letak geografis? Letak geografis merupakan
posisi suatu wilayah atau negara dilihat dari kenyataan di permukaan bumi.
Secara geografis, Indonesia berada di antara dua benua, yaitu Benua Asia yang
terletak di sebelah utara Indonesia dan Benua Australia yang terletak di
sebelah selatan Indonesia. Selain itu, Indonesia berada di antara dua samudra,
yaitu Samudra Pasifik di sebelah timur Indonesia dan Samudra Hindia di sebelah
barat Indonesia. Wilayah Indonesia juga berbatasan dengan sejumlah wilayah,
baik wilayah negara atau samudra.
Indonesia berbatasan dengan 10
(sepuluh) negara tetangga, baik berupa batas darat maupun batas laut. Indonesia berbatasan di darat dengan Negara Malaysia,
Papua New Guinea (PNG), dan Timor Leste, sedangkan batas lautnya dengan negara
India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua New
Guinea, Australia, dan Timor-Leste.
Batas Indonesia juga dapat dilihat dari posisinya (utara, selatan,
barat, timur), yaitu sebagai berikut.
o Sebelah utara Indonesia
berbatasan dengan Malaysia, Singapura, Palau,Filipina, dan Laut CinaSelatan.
o Sebelah selatan Indonesia
berbatasan dengan Timor Leste, Australia,dan Samudra Hindia.
o Sebelah barat Indonesia
berbatasan dengan Samudra Hindia.
o Sebelah timur Indonesia
berbatasan dengan Papua Nugini dan Samudra Pasifik.
Apa keuntungan letak geografis
bagi Indonesia? Letak geografis Indonesia sangat strategis karena menjadi jalur
lalu lintas perdagangan dunia antara negara-negara dari Asia Timur dengan
negara-negara di Eropa, Afrika dan Timur Tengah, dan India. Kapal-kapal dagang
yang mengangkut berbagai komoditas dari Jepang, China, dan negara-negara
lainnya melewati Indonesia menuju negara-negara tujuan di Eropa. Indonesia juga
dilewati jalur perdagangan dari Asia ke
arah Australia dan Selandia Baru.

Letak geografis memberi pengaruh
bagi Indonesia, baik secara sosial, ekonomi, maupun budaya. Karena menjadi
jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia, bangsa Indonesia telah lama
menjalin interaksi social dengan bangsa lain. Interaksi sosial melalui
perdagangan tersebut selanjutnya menjadi jalan bagi masuknya berbagai agama ke
Indonesia, seperti Islam, Hindhu, Buddha, Kristen, dan lain-lain. Indonesia
yang kaya akan sumber daya alam menjual berbagai komoditas atau hasil bumi
seperti kayu cendana, lada, pala, cengkeh, dan hasil perkebunan lainnya ke
negara-negara Eropa, China, dan negara lainnya.
Negara-negara lain menjual
berbagai produk barang seperti porselen, kain sutra, tenunan halus, mesin, dan
lain-lain ke Indonesia.
Selain keuntungan, letak
geografis Indonesia juga memberi dampak yang merugikan. Budaya dari
negara lain yang tidak selalu
sesuai dengan budaya Indonesia kemudian masuk dan memengaruhi kehidupan budaya bangsa
Indonesia, misalnya pergaulan bebas, kesantunan, dan lain-lain. Selain
itu, Indonesia juga rentan
terhadap masuknya barang-barang terlarang yang diselundupkan seperti senjata
api dan narkoba.
Jika kamu perhatikan peta jalur
perhubungan dunia, tampak banyak alternatif rute pelayaran dunia. Jalur
pelayaran tersebut melewati sejumlah selat di dunia. Selat mana saja yang
dilewati? Tulislah nama-nama selat dan nama negara yang menguasai selat
tersebut! Walaupun tampak rumit, rute pelayaran utama (core route) pelayaran dunia
relatif sederhana, yaitu menghubungkan Amerika Utara, Eropa dan Asia Pasifik
melalui Terusan Suez, Selat Malaka, dan Terusan Panama. Perhatikanlah!
Indonesia dilalui oleh jalur pelayaran utama dunia. Jalur utama tersebut
merupakan jalur pelayaran perdagangan paling penting dan melayani pasar utama dunia.
Di samping itu, terdapat rute
pelayaran pendukung (secondary route) yang melayani pasar yang lebih kecil.
Perhatikan. Selain dilalui jalur utama, Indonesia juga dilalui oleh jalur
pelayaran sekunder. Indonesia berada di Benua Asia yang saat ini perkembangan
ekonominya sangat cepat. Pernahkah kamu mendengar tentang kemajuan yang pesat
dari negara Jepang, China, Korea, dan Taiwan? Ke manakah mereka menjual
produk-produknya? Jalur mana yang mereka gunakan untuk mengirim produknya?
Lautan dan Negara mana saja yang mereka lewati untuk mengirimkan barangnya ke
Australia, Eropa, Afrika, dan Asia Barat Daya? Amati peta jalur perhubungan
dunia untuk menentukan negara-negara yang dilewati jalur perdagangan tersebut.
Jika kamu perhatikan peta jalur
perhubungan dunia, tampak Negara-negara Asia Timur, seperti Jepang dan Korea
Selatan, menggunakan jalur Selat Malaka untuk mengirimkan barang-barang ekspor
ke berbagai wilayah di dunia seperti Afrika, Timur Tengah, dan Eropa. Demikian
halnya dengan negara-negara Eropa yang menggunakan Selat Malaka untuk
menyalurkan ekspornya ke berbagai negara di Asia.
Keuntungan posisi Indonesia juga
dapat dilihat secara geologis.Indonesia berada pada jalur pertemuan tiga
lempeng, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Hindia. Posisi
tersebut membuat Indonesia memiliki banyak gunung api. Keuntungan dari letak
geologi seperti ini adalah beragamnya potensi sumber energi dan mineral.
Selain letaknya yang startegis
Indonesia juga memiliki luas wilayah yang tergolong besar. Badan Informasi
Geospasial (BIG) menyebutkan wilayah Indonesia
terdiri atas daratan seluas 1.922.570 km2 dan perairan seluas 3.257.483 km2.
Jika dibandingkan dengan wilayah lainnya, maka luas wilayah Indonesia (daratan
dan lautan) kurang lebih sama dengan Eropa atau hamper sama dengan Amerika
Serikat atau Australia.
Daratannya terdiri atas 13.466
pulau yang menjadikannya sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia.
Banyaknya pulau membuat garis pantainya juga sangat besar yaitu mencapai 99.030
kilometer.


C. Potensi Sumber Daya Alam dan
Kemaritiman Indonesia
Indonesia
dikenal sebagai negara dengan potensi sumber daya alam yang sangat besar.
Indonesia juga dikenal sebagai negara maritim dengan potensi kekayaan maritim
yang sangat besar. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan lautan, sehingga
selain kekayaan sumber daya alam di darat juga kekayaan sumber daya alam di
laut yang tidak kalah besarnya. Potensi sumber daya alam dan kemaritiman apa
saja yang dimiliki Indonesia? Dimana saja potensi sumber daya alam dan
kemaritiman tersebut berada? Mengapa Indonesia sangat kaya akan potensi sumber
daya alam dan kemaritiman? Pertanyaan
tersebut akan kalian pelajari jawabannya pada bagian ini. Indonesia, lakukanlah aktivitas berikut ini!
1.
Potensi
Sumber daya Alam Indonesia
Pernahkah kalian mendengar
istilah sumber daya alam? Sumber daya alam adalah semua bahan yang ditemukan
manusia dalam alam yang dapat dipakai untuk kepentingan hidupnya. Bahan
tersebut dapat berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Jadi, apapun yang
ada di alam yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
dapat dikatakan sebagai sumber daya alam.
Potensi sumber daya alam
Indonesia dilihat dalam beragam bentuk. Air,tanah, udara, batuan, hutan, bahan
tambang, dan lain-lain merupakan bentukbentuk sumber daya alam. Mengingat
Banyaknya bentuk sumber daya alam,
maka dalam pembahasannya akan dibatasi pada sumber daya berupa hutan dan bahan
tambang.
a. Potensi Sumber daya Hutan
Hutan
Indonesia memiliki potensi yang sangat
besar yaitu mencapai 99,6 juta hektar atau 52,3% dari luas wilayah Indonesia
(Kemenhut, 2011). Luas hutan yang besar tersebut, saat
ini
masih dapat dijumpai di Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra. Di Jawa, luas
hutan telah mengalami banyak penurunan karena terjadi alih fungsi untuk
pertanian dan permukiman penduduk. Sementara itu, alih fungsi hutan menjadi
pertanian dan perkebunan banyak dijumpai di Sumatra dan Kalimantan.
Selain
hutannya yang luas, hutan Indonesia juga menyimpan kekayaan floradan fauna atau
keanekaragaman hayati yang sangat besar. Bahkan, banyak diantaranya merupakan
spesies endemik atau hanya ditemukan di Indonesia, tidak ditemukan di tempat
lainnya

Hasil
hutan sebenarnya tidak hanya sekadar kayu. Dari hutan tropis yang dimiliki
Indonesia juga dihasilkan buah-buahan dan obatobatan.
Namun
demikian, hasil hutan yang banyak dikenal penduduk adalah sebagai sumber kayu.
Setidaknya
terdapat 4000 jenis kayu yang 267 diantaranya merupakan kayu yang memiliki
Nilai
ekonomi tinggi.
Secara
umum, jenis-jenis kayu dan sebarannya adalah sebagai berikut.
1) Kayu Keruing, Meranti, Agathis dihasilkan
terutama di Papua, Sulawesi, dan Kalimantan.
2) Kayu jati banyak dihasilkan di
Jawa Tengah.
3) Rotan banyak dihasilkan di
Kalimantan, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
4) Kayu Cendana banyak dihasilkan di
Nusa Tenggara Timur.
5) Kayu Rasamala dan Akasia banyak
dihasilkan di Jawa Barat.

Mengapa
kita harus menyelamatkan hutan? Hutan yang kita miliki saat ini ternyata telah
mengalami banyak kerusakan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian
Kehutanan, laju kerusakan hutan kita mencapai 300.000
hektar pertahun. Akibatnya, banyak spesies tumbuhan dan hewan yang terancam punah,
bahkan beberapa diantaranya
dianggap
punah. Jika hal ini terjadi terus-menerus bukan tidak mungkin pada masa yang
akan
datang hutan kita akan habis. Padahal hutan memiliki banyak manfaat atau fungsi
yaitu:
a) Menyimpan air hujan dan
kemudianmengalirkannya ke sungaisungai dan danau, sehingga pada musim kemarau tidak
mengalami kekeringan.
b) Tempat hidup bagi flora dan fauna
yang menjadi sumber makanan dan obat-obatan pada saat ini maupun pada masa yang
akan datang
c) Mencegah terjadinya erosi atau pengikisan
karena air hujan tidak langsung jatuh ke tanah dan mengikis tanah-tanah yang
subur.
d) Menghasilkan oksigen dan menyerap
karbon dioksida, sehingga suhu bumi terkendali.
e) Sumber kehidupan bagi masyarakat,
khususnya masyarakat sekitar hutan dari produk yang dihasilkannya.
b. Potensi Sumber daya Tambang
Perhatikanlah
keadaan sekitar tempat tinggal kamu
masingmasing! Adakah kegiatan penambangan yang dilakukan oleh penduduk di sekitar tempat tinggalmu?
Kegiatan penambangan apakah yang umumnya dilakukan oleh mereka? Indonesia merupakan salah satu negara di
dunia yang kaya akan bahan tambang.
Beraneka
bahan tambang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar
negeri. Aktivitas pertambangan telah menghasilkan banyak penghasilan atau
devisa bagi
Indonesia.
Seberapa besarkah potensi tambang di Indonesia? Dimanakah jenis dan lokasi
pertambangan di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut perhatikanlah
peta berikut ini!

1) Minyak Bumi dan Gas
Minyak
bumi dan gas merupakan sumber energi utama yang saat ini banyak dipakai untuk
keperluan industri, tranportasi, dan rumah tangga. Saat ini telah dikembangkan
sumber energi alternatif misalnya
bioenergi dari beberpa jenis tumbuhan dan sumber energi lainnya seperti energi
matahari, angin dan gelombang. Namun, produksi energi dari sumber energi
alternatif masih terbatas jumlahnya.

Cadangan
minyak bumi Indonesia terus berkurang
seiring dengan pegambilan atau eksploitasi yang terus dilakukan. Ada yang
memperkirakan dalam kurun waktu 14 tahun ke depan cadangan tersebut akan habis
dan Indonesia terpaksa harus membeli atau mengimpor dari Negara lain. Hal itu
tidak akan terjadi dengan cepat jika ditemukan cadangan baru yang diperkirakan
masih besar. Cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan masih cukup besar.
Adapun sebaran penghasil minyak pada sejumlah pulau di Indonesia dapat dilihat
pada tabel berikut ini.

2) Batu Bara
Batu
bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati
dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu.
Unsur-unsur yang menyusunnya terutama adalah karbon, hidrogen, dan
oksigen.

Gambar 1.21. Batu bara
Batu
bara digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai keperluan. Energi yang
dihasilkan batu bara dapat digunakan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak),
pembakaran pada industri batu bata atau
genteng, semen, batu kapur, bijih besi dan baja, industri kimia dan
lain-lain.
Cadangan
batu bara Indonesia hanya 0,5 % dari cadangan dunia, namun dilihat dari
produksinya merupakan yang ke-6 terbesar di dunia dengan jumlah produksi
mencapai 246 juta ton. Batu bara dapat dijumpai di sejumlah pulau, yaitu Kalimantan
dan Sumatra. Potensi batu bara di kedua pulau tersebut sangat besar.
Pertambangan batu bara di Kalimantan terdapat di Kalimantan Timur (Lembah
Sungai Berau dan Samarinda), Sumatra Barat (Ombilin dan Sawahlunto), Sumatra
Selatan (Bukit Asam dan Tanjung Enim).
3) Bauksit
Bauksit
adalah sumber bijih utama untuk menghasilkan aluminium. Bauksit bermanfaat untuk industri keramik, logam, kimia, dan metalergi.
Indonesia memiliki potensi bauksit yang cukup besar dengan produksi mencapai 1.262.710
ton. Sebagian dari hasil pertambangan bauksit dimanfaatkan untuk industri dalam
negeri dan sebagian lainnya diekspor. Bauksit ditambang di daerah Kepulauan
Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat (Singkawang).
4) Pasir Besi
Pasir
besi dimanfaatkan untuk industri logam besi dan industri semen. Aktivitas
penambangan pasir besi dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah),Sumatra,
Lombok, Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), PegununganVerbeek (Sulawesi
Selatan) dan Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan).
5) Emas
Emas
umumnya dimanfaatkan untuk perhiasan. Berdasarkan data Tekmira ESDM, produksi emas Indonesia pada
tahun 2003 mencapai 141.019 ton. Berikut ini tambang emas yang tersebar di
Indonesia. Papua (Freeport Timika),Kalimantan Barat (Sambas), Nangroe Aceh
Darussalam (Meulaboh), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa), Riau
(Logos), dan Bengkulu (Rejang Lebong).
2.
Potensi
Kemaritiman Indonesia
Luas laut Indonesia mencakup 2/3
dari seluruh luas wilayah Indonesia, yaitu 5,8 juta km2. Di dalam
laut tersebut, tersimpan kekayaan alam yang luar biasa besarnya. Potensi sumber
daya laut Indonesia tidak hanya berupa ikan, tetapi juga bahan tambang seperti
minyak bumi, nikel, emas,
bauksit, pasir, bijih besi,
timah, dan lain-lain yang berada di bawah permukaan laut. Kekayaan yang dapat
dimanfaatkan dari sumber daya laut yang lain adalah sumber daya alam berupa
mangrove, terumbu karang, dan lain-lain. Sumber daya tersebut dikenal dengan
sumber daya pesisir.
a. Perikanan
Sumber
daya perikanan laut merupakan salah satu potensi sumber daya laut di Indonesia
yang sejak dulu telah dimanfaatkan penduduk. Laut Indonesia memiliki angka
potensi lestari yang besar, yaitu 6,4 juta ton per tahun. Potensi lestari
adalah potensi penangkapan ikan yang masih memungkinkan bagi ikan untuk
melakukan regenerasi hingga jumlah ikan yang ditangkap tidak mengurangi
populasi ikan. Berdasarkan aturan internasional, jumlah tangkapan yang
diperbolehkan adalah 80% dari potensi lestari tersebut atau sekitar 5,12 juta
ton per tahun. Kenyataannya, jumlah hasil tangkapan ikan di Indonesia belum
mencapai angka tersebut. Ini berarti masih ada peluang untuk meningkatkan
jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Jika dibandingkan sebaran potensi ikannya,
terlihat adanya perbedaan secara umum antara wilayah Indonesia bagian Barat dan
Timur.

Di
Indonesia bagian Barat dengan rata-rata kedalaman laut 75 meter, jenis ikan
yang banyak dtemukan adalah ikan pelagis kecil. Kondisi agak berbeda terdapat
di kawasan Indonesia Timur dengan rata-rata kedalaman laut mencapai 4.000 m. Di
kawasan Indonesia bagian Timur, banyak ditemukan ikan pelagis besar seperti
cakalang dan tuna. Selain ikan yang tersedia di lautan, penduduk Indonesia juga
banyak yang melakukan budi daya ikan, terutama di daerah pesisir. Di pantai
utara Pulau Jawa, banyak masyarakat yang mengembangkan usaha budi daya ikan
dengan menggunakan tambak.
Jenis
ikan yang dikembangbiakkan di sana adalah ikan bandeng dan udang. Kekayaan alam
kita yang berupa ikan banyak diambil oleh nelayan dari negara lain berupa
praktik pencurian ikan atau illegal fishing. Ada beberapa wilayah perairan
Indonesia yang rawan dengan kegiatan illegal fishing. Wilayah yang paling rawan
dengan praktik pencurian ikan adalah Laut Arafuru (Papua) di Timur perairan
Indonesia.
b. Hutan Mangrove
Selain
ikan, kekayaan laut Indonesia juga berada di wilayah-wilayah pesisir berupa
hutan mangrove, rumput laut, padang lamun, dan terumbu karang. Hutan mangrove (hutan bakau) adalah tipe
hutan yang berada di daerah pasang surut air laut. Saat air pasang, hutan
mangrove digenangi oleh air laut, sedangkan pada saat air surut, hutan mangrove
bebas dari genangan air laut. Umumnya hutan mangrove berkembang dengan baik
pada pantai yang terlindung, muara sungai, atau laguna.
Ada
dua fungsi hutan mangrove sebagai potensi sumber daya laut di Indonesia yaitu
fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai
habitat (tempat hidup) binatang laut untuk berlindung, mencari makan, dan
berkembang biak. Fungsi ekologis yang lain dari hutan mangrove adalah untuk
melindungi pantai dari abrasi air laut.
Fungsi
ekonomis hutan mangrove berupa nilai ekonomis dari kayu pepohonan dan makhluk
hidup yang ada di dalamnya. Biasanya penduduk memanfaatkan kayu sebagai bahan
kayu bakar atau bahan pembuat arang.
Kayu
bakau juga dapat dijadikan bahan pembuat kertas. Selain kayu, hutan mangrove
juga dihuni oleh beragam jenis fauna yang bernilai ekonomis, misalnya udang dan
jenis ikan lainnya yang berkembang biak dengan baik di wilayah ini. Di mana
sajakah sebaran hutan mangrove di Indonesia? Hutan mangrove tersebar di pesisir
sebelah barat Pulau Sumatra, beberapa bagian ada di pantai utara Pulau Jawa,
sepanjang pesisir Pulau Kalimantan, Pesisir
Pulau
Sulawesi, pesisir sebelah Selatan Papua, dan beberapa pulau kecil lainnya. Luas hutan mangrove di Indonesia mencapai
sekitar 3 juta hektare, yang tersebar di sepanjang 95.000 km pesisir Indonesia
(Giri et al., 2011).
Hutan
mangrove Indonesia tidak tersebar secara merata. Luas terbesar hutan mangrove
berada di Pulau Papua yang mencapai 3,7 juta ha. Berikutnya adalah Sumatra (417
ribu ha), Kalimantan (165 ribu ha), Sulawesi (53 ribu ha), Jawa (34,4 ribu ha),
Bali dan Nusa Tenggara (3,7 ha).

c. Terumbu Karang
Selain
memiliki hutan bakau dan perikanan, terumbu karang juga merupakan salah satu
potensi kelautan Indonesia. Terumbu karang adalah terumbu (batuan sedimen kapur
di laut) yang terbentuk dari kapur yang sebagian besar dihasilkan dari koral
(binatang yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya). Jika ribuan koral
membentuk koloni, koral-koral tersebut akan membentuk karang. Sebagai negara
kepulauan, Indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu karang terluas di
dunia. Luas terumbu karang Indonesia
mencapai 284,3 ribu km2 atau setara dengan 18% dari terumbu karang yang ada di
seluruh dunia.
Kekayaan
terumbu karang Indonesia tidak hanya dari luasnya, akan tetapi juga
keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Keanekaragaman hayati terumbu
karang sebagai potensi sumber daya laut di Indonesia juga yang tertinggi di
dunia. Di dalamnya terdapat 2.500 jenis ikan, 2.500 jenis moluska, 1.500 jenis
udang-udangan, dan 590 jenis karang. Mengapa terumbu karang banyak ditemukan di
wilayah Indonesia? Terumbu karang akan dapat tumbuh dengan baik pada suhu
perairan laut antara 21 - 290C. Pada suhu lebih besar atau lebih kecil dari
itu, pertumbuhan terumbu karang menjadi kurang baik. Karena Indonesia berada di
daerah tropis dan suhu perairannya hangat, pantaslah jika terumbu karang banyak
ditemukan di Indonesia.
Pertumbuhan terumbu karang juga akan
baik pada kondisi air yang jernih dan dangkal. Kedalaman air yang baik untuk tumbuhnya
terumbu karang tidak lebih dari 18 meter. Jika lebih besar dari kedalaman tersebut,
pertumbuhan terumbu karang juga akan menjadi kurang baik. Selain persyaratan
tersebut, terumbu karang juga mensyaratkan salinitas (kandungan
garam air laut) yang tinggi. Oleh
karena itu, terumbu karang sulit hidup di sekitar muara sungai karena kadar
garam air lautnya menurun akibat bercampurnya air sungai ke laut. Mengapa
terumbu karang wajib dilindungi dari kerusakan? Terumbu karang memiliki banyak
manfaat, baik manfaat yang bersifat ekonomis, ekologis, maupun sosial ekonomi.
D.
Dinamika Kependudukan Indonesia
Indonesia
adalah negara kepulauan dengan potensi sumber daya manusia yang sangat besar.
Jumlah penduduk yang tinggal di Indonesia mencapai 256 juta jiwa (Worl
Population Data Sheet/WPDS, 2015). Jumlah penduduk tersebut merupakan hasil
dari dinamika penduduk. Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk pada
suatu wilayah yang disebabkan oleh tiga faktor yaitu, kelahiran (nartalitas),
kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi).
1. Jumlah
Penduduk
Indonesia memiliki jumlah
penduduk yang sangat besar. Berdasarkan Data Kependudukan Dunia tahun 2015, jumlah penduduk
Indonesia menempati urutan keempat di dunia setelah Cina (1.372 juta jiwa),
India (1.314 juta jiwa), dan Amerika Serikat (321 juta jiwa). Jumlah penduduk
Indonesia mencapai 256 juta jiwa.

Jumlah penduduk
yang besar ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi bias menjadi keuntungan bagi
Indonesia dengan jumlah penduduk usia produktif yang berlimpah. Namun di sisi
lain bisa menjadi kerugian bila jumlah penduduk yang besar itu memiliki
kualitas yang rendah, dilihat dari pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.
2.
Persebaran Penduduk
Persebaran atau
distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau
negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Persebaran
penduduk dapat dikenali dari kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk merupakan
indikator adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki suatu wilayah. Wilayah
yang memiliki sumber daya yang lebih baik, baik sumber daya fisik maupun
manusianya, akan cenderung dipadati penduduk.
Kepadatan penduduk juga memberikan informasi kepada pemerintah tentang
pemerataan pembangunan. Wilayah yang penduduknya jarang menunjukkan pembangunan
belum merata ke berbagai wilayah.

Beberapa daerah di
Indonesia penduduknya masih sangat sedikit, atau masih kekurangan jumlah
penduduk (under population). Contohnya di Papua, kepadatan penduduk
rata-rata hanya 4 jiwa per kilometer persegi. Sementara pulau Jawa kepadatan
penduduknya mencapai 945 jiwa per kilometer persegi.
Pulau Jawa dan
Madura dengan luas 132 ribu km² berpenduduk 137 juta jiwa pada tahun 2010.
Pulau-pulau lain di Indonesia, dengan luas berkali lipat dari pulau Jawa jika
seluruh penduduknya dijumlahkan tidak dapat mencapai jumlah penduduk yang
tinggal di Pulau Jawa.
Kondisi persebaran
penduduk yang tidak merata merupakan sebuah permasalahan tersendiri bagi
pelaksanaan pembangunan. Karena itu perlu dilakukan upaya pemerataan penduduk
yang seimbang, sehingga seluruh potensi bangsa Indonesia dapat dikembangkan
optimal. Salah satu cara untuk memeratakan jumlah penduduk di Indonesia adalah
dengan melalui perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang
jarang penduduknya. Perpindahan penduduk tersebut tentu dapat dilakukan dengan keinginan
sendiri maupun diprogramkan oleh pemerintah.
Pulau Jawa adalah
daerah yang sangat subur dan telah lama berkembang dengan pertanian
tradisional. Pada masa lalu, masyarakat masih mengembangkan pola ekonomi
tradisional berupa pertanian. Lokasi Pulau Jawa yang sebagian besar wilayahnya
mudah terjangkau menjadi salah satu penyebab persebaran penduduk di Pulau Jawa
terus terjadi. Selain itu, Pulau Jawa juga merupakan pusat perkembangan politik
pada masa pengaruh Hindu, Buddha, Islam, dan masa penjajahan. Saat ini, pusat
pemerintahan yaitu Jakarta berada di Pulau Jawa, demikian pula dengan kota-kota
besar yang sebagian besar berada di Pulau Jawa. Tidak mengherankan apabila
sarana dan prasarana di Pulau Jawa lebih lengkap dari wilayah lainnya di
Indonesia.
3.
Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk
adalah pengelompokan penduduk berdasarkan usia/ umur, jenis kelamin, mata
pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan
lain-lain. Komposisi penduduk diperlukan dalam suatu negara karena dapat
dijadikan dasar pengambilan keputusan ataupun penentuan kebijaksanaan dalam
pelaksanaan pembangunan. Gambaran mengenai komposisi penduduk perlu dikaji atau
dipelajari karena berbagai alasan, antara lain setiap penduduk pasti memiliki
usia dan jenis kelamin yang berbeda sehingga memiliki potensi dan kemampuan
yang berbeda pula.
a.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Komposisi penduduk
berdasarkan usia/umur dapat dibuat dalam
bentuk usia tunggal, seperti 0, 1,2, 3, 4, sampai 60 tahun atau lebih. Komposisi
penduduk dapat juga dibuat berdasarkan interval usia tertentu, seperti 0–5
tahun (usia balita), 6–12 tahun (usia SD), 13–15 tahun (usia SMP), tahun 16–18
(usia SMA), 19–24 tahun (usia Perguruan Tinggi), 25–60 tahun (usia dewasa), dan
>60 tahun (usia lanjut). Selain itu, komposisi penduduk juga dapat dibuat
berdasarkan usia produktif dan usia nonproduktif, misalnya: usia 0–14 (usia
belum produktif), 15–64 (usia produktif), dan usia >65 (tidak produktif).
Permasalahan dalam
komposisi penduduk lainnya adalah
apabila jumlah penduduk dengan usia di bawah 15 tahun dan usia di atas 65 tahun
jumlahnya lebih besar dibandingkan usia produktif (15-65 th). Hal tersebut
dapat menyebabkan penduduk usia produktif menanggung hidup seluruh penduduk
usia nonproduktif. Sebaliknya, jika semakin kecil angka ketergantungan, akan
semakin kecil beban dalam menopang kehidupan penduduk usia nonproduktif.
b.
Komposisi Penduduk Berdasarkan
Jenis Kelamin
Komposisi penduduk
berdasarkan jenis kelamin juga penting untuk diketahui, karena dapat digunakan
dalam menghitung angka perbandingan jenis kelamin (sex ratio).
Perbandingan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan bentuk pemberdayaan
penduduk sebagai
sumber daya manusia
sesuai dengan karakteristiknya. Misalnya, berkenaan dengan pekerjaan, tanggung
jawab, serta bentuk pengembangan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan
potensi dan kemampuan penduduk.
Pada zaman dahulu,
kaum laki-laki lebih dominan untuk berusaha (bekerja) dan mempertahankan diri. Pada saat itu, teknologi
masih sangat sederhana sehingga hanya penduduk yang memiliki tenaga dan
kemampuan fisik yang kuat yang dapat bertahan hidup. Akan tetapi, setelah
teknologi berkembang dengan cepat dan modern, sesuai pula dengan
prinsip emansipasi
wanita, ternyata hampir semua jenis pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh kaum
laki-laki juga dapat dikerjakan oleh kaum perempuan.
4.
Pertumbuhan dan Kualitas Penduduk
Pertumbuhan
penduduk adalah keseimbangan dinamis antara kekuatan yang menambah dan kekuatan
yang mengurangi jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan
penduduk, yakni kelahiran, kematian, dan migrasi. Kelahiran dan kematian
disebut factor alami, sedangkan migrasi disebut faktor nonalami. Kelahiran
bersifat menambah, sedangkan kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Migrasi
yang bersifat menambah
disebut migrasi
masuk (imigrasi), sedangkan migrasi yang bersifat mengurangi disebut migrasi
keluar (emigrasi).
Tingkat pertumbuhan
penduduk di negara kita termasuk kategori sedang. Pada periode 2010-2014, angka
pertumbuhannya mencapai 1,40% per tahun. Untuk menurunkan tingkat pertumbuhan
yang tinggi ini, pemerintah Indonesia melaksanakan program Keluarga Berencana.
Dengan program Keluarga Berencana, penduduk Indonesia telah mengalami penurunan
dari
yang awalnya 2,31%
pada periode 1971-1980 menjadi 1,49% pada periode 1990-2000.
Struktur penduduk
Indonesia lebih banyak pada penduduk usia muda, hal ini sebagai akibat dari
masih tingginya tingkat kelahiran. Persentase penduduk 0 -14 tahun pada tahun
1980 mencapai 40,3% dan pada tahun 1985
sedikit turun menjadi 39,%. Penduduk usia muda ini pada tahun 2000 diperkirakan
turun lagi menjadi 37,7% dan 34,%. Pertumbuhan penduduk sangat banyak, yaitu nomor
empat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Pertumbuhan penduduk
yang cepat menyebabkan beberapa hal berikut ini.
a.
Pertumbuhan penduduk usia muda yang cepat menyebabkan tingginya
angka pengangguran.
b.
Persebaran penduduk tidak merata.
c.
Komposisi penduduk kurang menguntungkan karena banyaknya
penduduk usia muda yang belum produktif sehingga beban ketergantungan tinggi.
d.
Arus urbanisasi tinggi, sebab kota lebih banyak menyediakan
lapangan kerja.
e.
Menurunnya kualitas dan tingkat kesejahteraan penduduk.
Masalah
kependudukan Indonesia dalam hal kualitas adalah masalah dalam kemampuan sumber
daya manusianya. Di Indonesia, masalah kualitas penduduk yang terjadi
dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya tingkat
kesejahteraan yang kemudian dapat berpengaruh pada pendapatan per kapita
masyarakat tersebut. Rendahnya pendapatan perkapita
dapat menyebabkan
orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya, sehingga banyak anak yang putus
sekolah atau berhenti sekolah sebelum tamat.
Pemerintah
Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan penduduk
melalui berbagai program pemerintah di bidang pendidikan, seperti program
beasiswa, adanya bantuan operasional sekolah (BOS), program wajib belajar, dan
sebagainya. Walaupun demikian, karena banyaknya hambatan yang dialami, maka
hingga saat ini tingkat pendidikan bangsa Indonesia masih tergolong rendah.
Selain itu, tingkat
kesehatan juga merupakan salah satu penentu dari kualitas penduduk. Tingkat
kesehatan penduduk merupakan salah satu factor yang menunjang keberhasilan pembangunan.
Tingkat kesehatan suatu Negara dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi
dan usia harapan hidup penduduknya. Hal ini terlihat dari tingginya angka
kematian bayi dan angka harapan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan
negara-negara maju.
Mata pencaharian
merupakan salah satu dari beberapa tolok ukur kualitas penduduk. Akibat
pertambahan penduduk yang tinggi, maka jumlah angkatan kerja tidak seharusnya
terserap. Bahkan semakin ketatnya persaingan tenaga kerja, maka angkatan kerja
muda yang merupakan tenaga kerja kurang produktif pun ikut bersaing. Hal ini
kurang menguntungkan usaha pembangunan secara nasional karena golongan muda
kurang produktif tersebut merupakan beban. Masalah tenaga kerja dan kesempatan
kerja merupakan masalah yang harus ditangani secara serius karena sangat peka
terhadap ketahanan nasional.
Mayoritas penduduk
Indonesia bermata pencaharian sebagai petani, berbeda dengan di negara maju
yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya berada di sektor Industri.
5.
Keragaman Etnik dan Budaya
Masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki suku bangsa dan budaya yang
beragam. Suku bangsa sering juga disebut etnik. Menurut Koentjaraningrat, suku
bangsa berarti sekelompok manusia yang mempunyai kesatuan budaya dan terikat
oleh kesadaran budaya tersebut, sehingga menjadi identitas. Kesadaran dan
identitas biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Jadi, suku bangsa adalah
gabungan sosial yang dibedakan dari golongangolongan sosial sebab mempunyai
ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal-usul dan tempat asal
serta kebudayaan. Ciri-ciri suku bangsa memiliki kesamaan kebudayaan, bahasa,
adat istiadat, dan nenek moyang. Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa
satu dengan lainnya, antara lain bahasa daerah, adat istiadat, sistem
kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal.
Keberagaman bangsa
Indonesia, terutama terbentuk oleh jumlah suku bangsa yang mendiami berbagai
lokasi yang tersebar. Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter
tersendiri, baik dalam aspek sosial atau budaya.
Menurut penelitian
Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128
suku bangsa. Antarsuku bangsa di Indonesia mempunyai berbagai perbedaan dan
itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.
Kehidupan sosial
budaya masyarakat Indonesia sangat beragam. Keragaman tersebut dipengaruhi
faktor lingkungan. Masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan akan lebih
banyak menggantungkan kehidupannya dari pertanian, sehingga berkembang
kehidupan sosial budaya masyarakat petani. Sementara itu, daerah pantai akan
memengaruhi masyarakatnya untuk mempunyai mata pencarian sebagai nelayan dan
berkembanglah kehidupan sosial masyarakat nelayan.
Keragaman bangsa
Indonesia tampak pula dalam seni sebagai hasil kebudayaan daerah di Indonesia,
misalnya dalam bentuk tarian dan nyanyian. Hampir semua daerah atau suku bangsa
mempunyai tarian dan nyanyian yang berbeda. Begitu juga dalam hasil karya,
setiap daerah mempunyai hasil karya yang berbeda dan menjadi ciri khas
daerahnya masing-masing. Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang sampai
Merauke merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap
dipertahankan dan dilestarikan. Ada sebagian warga Indonesia yang tidak
mengetahui ragam budaya daerah lain di Indonesia, salah satunya budaya melukis
tubuh di Mentawai, Sumatra Barat, tindik sebagai tanda kedewasaan dan masih
banyak
kebudayaan lain
yang belum tereksplorasi. Setiap daerah memiliki kebudayaan yang khas.
Keragaman budaya tersebut dapat diketahui
melalui bentuk-bentuk pakaian adat, lagu daerah,
tarian daerah,
rumah adat, upacara adat dan lain sebagainya.
a.
Rumah Adat
Indonesia kaya akan
budaya dengan terdapatnya wujud keanekaragaman budaya bangsa kita yang tersebar di berbagai
profinsi pada umumnya, hal yang paling kongkerit adalah adanya rumah adat di
setiap daerah profinsi di negara kita. Berikut ini tabel beberapa contoh rumah
adat di setiap daerah di Indonesia.


b.
Pakaian Adat
Pakaian adat
tradisional di Indonesia begitu banyak dan beragam, ini merupakan nilai-nilai
budaya Indonesia yang tak ternilai harganya yang seharusnya kita jaga dan
lestarikan karena kalau bukan kita yang menjaga dan melestarikannya lantas
siapa lagi? Jangan sampai kita menjadi
peduli ketika budaya-budaya kita diklaim oleh negara lain. Berikut ini
ada dua contoh pakaian adat dari daerah di Indonesia.

c.
Tarian Daerah
Tari merupakan
salah satu aspek seni untuk mengungkapkan perasaan melalui gerak. Tarian setiap daerah memiliki
ciri khasnya tersendiri, biasanya memiliki makna dan simbol tertentu yang
terkandung didalamnya. Berikut ini beberapa contoh dari tarian di beberapa
daerah di Indonesia.


Dari contoh tarian
di atas, menunjukkan betapa kaya dan beragamnya kebudayaan Indonesia. Gerakan
yang indah diiringi dengan irama musik yang memukau, dapat menyuguhkan suatu
pertunjukan karya seni yang luar biasa. Setiap tarian atau pertunjukan di tiap
daerah Indonesia memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing.
E. Kondisi
Alam Indonesia
Alam Indonesia
dikenal sangat indah dan kaya akan berbagai sumber daya alamnya. Tidak heran
jika banyak wisatawan dari berbagai dunia tertarik dan datang ke Indonesia.
Kegiatan pariwisata pun berkembang di sejumah wilayah seperti Bali, Yogyakarta,
Lombok, dan lain-lain, sehingga mendatangkan keuntungan ekonomi yang tidak
sedikit. Pernahkah kamu datang ke tempattempat
Wisata tersebut?
Jika memungkinkan berwisatalah ke daerah wisata di Indonesia sebelum berwisata
ke negara lain.
Keindahan alam
Indonesia dapat kamu nikmati juga di
wilayah tempat tinggal masing-masing. Lihatlah
indahnya pemandangan yang Tuhan telah berikan pada kita semua berupa
hutan, sungai, danau, gunung dan pegunungan yang tampak mempesona. Ingatlah,
keindahan tersebut tidak semua Negara memilikinya. Banyak negara yang sebagian
wilayahnya hanya berupa padang pasir,
hamparan lapisan es, padang rumput, dan lain-lain.

Keadaan alam
Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu keadaan fisik wilayah
serta keadaan flora dan fauna. Keadaan fisik wilayah diantaranya terdiri atas
keadaan iklim dan keadaan bentuk permukaan bumi (kondisi fisiografis) yang
kemudian akan menentukan jenis tanahnya.
Sementara keadaan
flora dan fauna menyangkut jenis keragaman dan sebarannya.

1.
Keadaan Fisik Wilayah
Sebagai suatu wilayah,
Indonesia memiliki keadaan fisik tertentu. Keadaan fisik tersebut dapat
dikenali dari keadaan geologi, bentuk muka bumi, dan iklim. Keadaan fisik akan
memengaruhi corak atau karakteristik kehidupan makhluk hidup yang tinggal di
atasnya.
a.
Kondisi Geologi Indonesia
Pernahkah kalian
mendengar istilah lempeng bumi? Ternyata bumi tempat kita hidup, tidak bulat
secara utuh, tetapi terdiri atas lempengan yang bergerak terhadap satu dan
lainnya. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik besar yaitu
lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia
bertumbukan dengan Lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa, dan Nusa
Tenggara. Lempeng Pasifik bertumbukkan
dengan Eurasia di
utara Papua dan Maluku Utara. Tumbukan
lempeng tersebut kemudian membentuk rangkaian pegunungan yang sebagian menjadi
gunung api di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara.

Selain terbentuk
pegunungan dan gunung api, tumbukkan antarlempeng juga menghasilkan fenomena
gempa bumi. Gempa bumi terjadi karena lempeng yang saling bertumbukkan kemudian
menghasilkan getaran yang sampai ke permukaan bumi. Indonesia merupakan salah
satu negara yang sering mengalami gempa bumi, terutama pulau-pulau sepanjang pertemuan
lempeng Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Sulawesi. Gempa yang terjadi
dapat dibedakan menjadi gempa tektonik maupun vulkanik. Gempa tektonik adalah gempa karena pergerakan
lempeng tektonik, sedangkan gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi karena
adanya aktivitas kegunungapian.
Gempa bumi dapat
menimbulkan bencana lainnya yaitu Tsunami. Goncangan akibat gempa bumi membuat
gerakan tanah di dasar laut, sehingga menimbulkan gelombang. Ketika sampai di
pantai, gelombang tersebut semakin besar dan menimbulkan bencana tsunami.
Selain gempa bumi,
Indonesia juga rawan akan bencana letusan gunung api. Gunung berapi adalah
lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma
atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah
adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus.
Sebagian gunung
yang ada di Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif. Ciri gunung berapi
yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap,
dan material dari dalam gunung berapi.
Di Indonesia,
sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, sampai Nusa Tenggara. Gunung
berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi
di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat,
yaitu gunung berapi Tambora dan Krakatau.
Gunung berapi
adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan
magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah
adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus.
Sebagian gunung
yang ada di Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif. Ciri gunung berapi
yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap,
dan lontaran material dari dalam gunung berapi.

Di Indonesia,
sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, sampai
Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku.
Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya
yang sangat dahsyat, yaitu gunung berapi Tambora dan Krakatau.

Adakah gunung atau
gunung berapi di sekitar tempat tinggalmu? Gunung dan gunung berapi apa saja
yang ada di kabupaten tempat tinggalmu? Jika tidak ada di kabupaten tempat kamu
tinggal, adakah gunung di provinsi atau pulau tempat kamu tinggal? Carilah
informasi tentang gunung yang ada di wilayah kamu tinggal! Buatlah tulisan
tentang gunung tersebut, misalnya cerita letusannya dan aktivitas ekonomi
masyarakat yang tinggal di sekitar gunung tersebut. Cari pula informasi tentang
keadaan alam (kesuburan tanah, iklim, bentuk muka bumi), hasil bumi, dan
tradisi serta seni budaya yang berkembang pada masyarakat sekitar gunung.
b.
Bentuk Muka Bumi
Indonesia terdiri
atas belasan ribu pulau, baik yang berukuran besar maupun yang berukuran kecil.
Jumlah pulau seluruhnya mencapai 13.466 buah. Luas wilayah Indonesia mencapai
5.180.053 km2, terdiri atas daratan seluas 1.922.570 km2 dan
lautan seluas 3.257.483 km2. Ini
berarti wilayah
lautannya lebih luas dari wilayah daratannya.
Jika kamu
perhatikan keadaan pulau-pulau di Indonesia, tampak adanya keragaman bentuk
muka bumi. Bentuk muka bumi Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran rendah,
dataran tinggi, bukit, gunung, dan pegunungan. Sebaran dari bentuk muka bumi
Indonesia tersebut dapat dilihat pada peta fisiografi Indonesia berikut
ini.

Pada peta
fisiografi tampak sebaran bentuk muka bumi Indonesia dari mulai dataran rendah
sampai pegunungan. Untuk membaca peta tersebut perhatikanlah legenda atau
keterangan peta. Simbol berwarna kuning menunjukkan dataran rendah, warna hijau menunjukkan
daerah perbukitan, warna oranye menunjukkan dataran tinggi, dan warna coklat
menunjukkan pegunungan.
c.
Kondisi Iklim Indonesia
Indonesia berada di
wilayah tropis. Apa yang menjadi ciri daerah beriklim tropis? Ciri iklim tropis
adalah suhu udara yang tinggi sepanjang tahun yaitu sekitar 270C. Di daerah iklim
tropis, tidak ada
perbedaan yang jauh antara suhu pada musim hujan dan musim kemarau. Kondisi ini
berbeda dengan daerah lintang sedang yang suhunya berbeda sangat jauh antara
musim dingin dengan
musim panas.
Suhu pada musim
dingin dapat mencapai sekitar – 200C, sedangkan pada saat musim
panas dapat mencapai sekitar 400C.
Secara umum,
keadaan iklim di Indonesia dipengaruhi oleh tiga jenis iklim yaitu iklim muson,
iklim laut dan iklim tropis. Gambaran
tentang ketiga jenis iklim tersebut adalah:
1)
Iklim musim, dipengaruhi oleh angin musim yang berubah-ubah
setiap periode waktu tertentu. Biasanya satu periode perubahan adalah enam bulan.
2)
Iklim tropis, terjadi karena Indonesia berada di daerah tropis.
Suhu yang tinggi mengakibatkan penguapan yang tinggi dan berpotensi untuk terjadinya
hujan.
3)
Iklim laut, terjadi karena Indonesia memiliki wilayah laut yang
luas, sehingga banyak menimbulkan penguapan dan akhirnya mengakibatkan
terjadinya hujan.
Berbagai jenis
iklim tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di Indonesia. Curah hujan di Indonesia bervariasi
antarwilayah, tetapi umumnya sekitar 2500 mm/tahun. Walaupun angka curah hujan bervariasi
antarwilayah di Indonesia, tetapi pada umumnya tergolong besar. Kondisi curah hujan yang besar ditunjang
dengan penyinaran matahari yang cukup membuat Indonesia sangat cocok untuk
kegiatan pertanian, sehingga mampu memenuhi kebutuhan penduduk akan pangan.
Hal yang menarik
bagi Indonesia adalah terjadinya angin muson.
Angin muson adalah angin yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan
udara antara samudra dan benua. Pada
saat lautan atau samudra menerima penyinaran matahari, maka diperlukan waktu
yang lebih lama untuk memanaskan lautan. Sementara itu, daratan lebih cepat
menerima panas. Akibatnya lautan bertekanan lebih tinggi dibandingkan dengan
daratan. Bergeraklah udara dari lautan ke daratan.
Pada saat musim
hujan di Indonesia (Oktober sampai April), angin muson yang bergerak dari
Samudra Pasifik menuju wilayah Indonesia dibelokkan oleh gaya coriolis,
sehingga berubah arahnya menjadi angin barat atau disebut angin muson barat.
Pada saat bergerak menuju wilayah Indonesia, angin muson dari Samudra Pasifik
telah membawa banyak uap air, sehingga diturunkan sebagai hujan di Indonesia.

Peristiwa
sebaliknya terjadi pada saat musim kemarau
(Mei sampai September). Pada saat itu, angin muson dari Benua Australia
atau disebut angin timur yang bertekanan maksimun bergerak menuju Benua Asia
yang bertekanan minimum melalui wilayah Indonesia. Karena Benua Australia sekitar
2/3 wilayahnya berupa gurun, maka udara yang bergerak tadi relatif
sedikit uap air
yang dikandungnya. Selain itu, udara tadi hanya melewati wilayah lautan yang
sempit antara Australia dan Indonesia, sehingga sedikit pula uap yang
dikandungnya. Pada saat itu, di Indonesia terjadi musim kemarau.
Pada musim
hujan, petani Indonesia mulai menyiapkan
lahannya untuk bercocok tanam. Jenis tanaman yang ditanam adalah yang
membutuhkan air pada awal
pertumbuhannya, contohnya padi. Sementara itu, nelayan Indonesia justru
mengurangi frekuensi melaut karena biasanya pada saat tersebut sering terjadi
cuaca buruk dan gelombang laut cukup besar, sehingga membahayakan mereka. Ikan
juga lebih sulit ditangkap, sehingga terjadi kelangkaan pasokan ikan dan
akibatnya harga ikan lebih mahal dari biasanya. Musim hujan tentu tidak banyak
berpengaruh pada aktivitas masyarakat Indonesia yang pekerjaannya tidak
berhubungan langsung dengan alam, misalnya pegawai atau karyawan.
Pada saat musim
kemarau, sebagian petani terpaksa membiarkan lahannya tidak ditanami karena
tidak adanya pasokan air. Sebagian lainnya, masih dapat bercocok tanam dengan
mengandalkan air dari sungai atau dari saluran irigasi. Ada pula petani yang
berupaya bercocok tanam walaupun tidak ada air yang cukup dengan memilih jenis
tanaman atau varietas yang tidak memerlukan banyak air. Pada saat musim
kemarau, nelayan dapat mencari ikan di laut tanpa banyak terganggu oleh cuaca
yang buruk. Hasil tangkapan ikan juga biasanya lebih besar dibanding musim
hujan, sehingga pasokan ikan juga cukup berlimpah.
Pola angin muson
yang bergerak menuju wilayah Indonesia pada saat angin barat dimanfaatkan oleh nenek moyang bangsa
Indonesia untuk melakukan perpindahan atau migrasi dari Asia ke berbagai
wilayah di Indonesia. Perahu yang digunakan untuk melakukan migrasi tersebut
masih sangat sederhana dan pada saat itu masih
mengandalkan kekuatan angin, sehingga arah gerakannya mengikuti arah
gerakan angin muson.
Pada sekitar 2000
tahun sebelum masehi terjadi gelombang perpindahan rumpun bangsa yang berbahasa
Melayu-Austronesia (Melayu Kepulauan Selatan). Melayu-Austrononesia ialah suatu ras Mongoloid yang berasal dari
daerah Yunan di Cina Selatan. Dari tempat itu mereka menyebar ke daerah-daerah
hilir sungai besar di Teluk Tonkin. Pada sekitar 200 SM (Sebelum Masehi),
mereka pindah menyebar ke daerah-daerah Semenanjung Malaya, Indonesia,
Filipina, Formosa, pulau-pulau Lautan Teduh sampai ke Madagaskar. Kelompok
migrasi dari Yunan ke Indonesia inilah yang dianggap sebagai asal mula nenek
moyang bangsa Indonesia Keadaan iklim pada saat nenek moyang datang ke
Indonesia tidak berbeda
dengan keadaan iklim saat ini. Secara umum, keadaan curah
hujan di Indonesia tergolong tinggi
tetapi tidak merata. Ada wilayah yang
sangat tinggi curah hujannya, tetapi ada yang sangat rendah. Jika kalian
perhatikan peta sebaran curah hujan tampak wilayah Kepala Burung Papua Barat
(sebelah barat Manokwari) memiliki curah hujan yang sangat tinggi. Curah hujan
yang rendah tersebar di wilayah Nusa Tenggara
dan Sulawesi Utara. Adapun
sebaran curah hujan
di Indonesia secara keseluruhan dapat dilihat pada peta sebaran hujan berikut
ini.

Perhatikanlah
sebaran curah hujan pada gambar 1.36. Untuk memperoleh informasi tentang
intensitas curah
hujannya, kamu dapat melihat legenda atau keterangan peta. Warna merah
menunjukkan curah hujan
yang rendah (500-1000 mm/tahun) demikian seterusnya sampai
warna biru yang menunjukkan curah hujan 5000 mm/tahun
atau lebih. Perhatikanlah sebaran curah
hujannya. Daerah manakah yang curah hujannya paling tinggi? Adakah pola
tertentu dari sebaran curah hujan di Indonesia?
2.
Flora dan Fauna
Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna
(keanekaragaman hayati) yang sangat
besar. Bahkan, keanekaragaman hayati Indonesia termasuk tiga besar di
dunia bersama-sama dengan Brazil di Amerika Selatan dan Zaire di
Afrika. Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan tahun 1999
jumlah spesies tumbuhan di Indonesia mencapai 8.000 spesies yang sudah
teridentifikasi, sedangkan jumlah
spesies hewan mencapai 2.215spesies. Spesies hewan terdiri atas 515 mamalia, 60 reptile, 1519 burung, dan 121 kupu-kupu.
Besarnya
keanekaragaman hayati di Indonesia berkaitan erat dengan kondisi iklim dan
kondisi fisik wilayah. Suhu dan curah hujan yang besar memungkinkan tumbuhnya
beragam jenis tumbuhan. Mengapa demikian? Tumbuhan memerlukan air dan suhu yang
sesuai. Semakin banyak air tersedia semakin banyak tumbuhan yang dapat tumbuh
dan karena itu semakin banyak
hewan yang dapat
hidup di daerah tersebut.
Bukti dari pernyataan tersebut dapat kalian
bandingkan antara daerah dengan curah hujan yang tinggi seperti Indonesia
dengan daerah gurun yang curah hujannya sangat kecil. Keanekaragaman flora
fauna Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan daerah gurun.
a.
Persebaran Flora di Indonesia
Flora di Indonesia
ternyata dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu Indo-Malayan dan
Indo-Australian. Kelompok Indo-Malayan meliputi
kawasan Indonesia Barat. Pulau-pulau yang masuk ke dalam kelompok ini adalah
Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Kelompok IndoAustralian meliputi tumbuhan
yang ada kawasan Indonesia Timur. Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan ini
adalah Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Perbandingan karakteristik flora yang ada di
Indonesia Barat dan Indonesia Timur adalah sebagai berikut:

Berbagai jenis
flora tersebut telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik
sebagai bahan furnitur, bahan bangunan, bahan makanan dan lain-lain. Sebagai
contoh, rotan banyak dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan kursi, meja,
dan perabotan rumah tangga lainnya. Berbagai jenis kerajinan dihasilkan dengan
memanfaatkan bahan dari rotan. Sentra
penghasil produk kerajinan tersebut banyak berkembang di daerah-daerah
tertentu,
misalnya di Cirebon
dan daerah lainnya di Pulau Jawa.
b.
Persebaran Fauna Indonesia
Fauna Indonesia
dapat dikelompokkan menjadi tiga corak yang berbeda yaitu fauna bagian barat,
tengah, dan timur. Garis yang memisahkan
fauna Indonesia Bagian Barat dengan Tengah dinamakan garis Wallace, sedangkan garis
yang memisahkan fauna Indonesia Bagian Tengah dan Timur dinamakan Garis Weber.
Fauna bagian barat
memiliki ciri atau tipe seperti halnya fauna Asia sehingga disebut tipe Asiatis
(Asiatic). Fauna bagian timur
memiliki ciri atau tipe yang mirip dengan fauna yang hidup di Benua Australia,
sehingga disebut Tipe Australis (Australic). Fauna bagian tengah
merupakan fauna peralihan yang ciri atau tipenya berbeda dengan fauna Asiatis
maupun Australis. Faunanya memiliki ciri tersendiri yang tidak ditemukan di
tempat lainnya di Indonesia. Fauna tipe ini disebut fauna endemis.

Gambar
1.37. Pembagian wilayah sebaran fauna di Indonesia. Garis Wallace membatasi
wilayah
sebaran fauna Indonesia Barat dan Tengah, sedangkan garis Weber membatasi
wilayah sebaran fauna
Indonesia Tengah dengan Timur.
1)
Fauna Indonesia Bagian Barat
Fauna Indonesia
bagian Barat atau tipe Asiatis mencakup wilayah Sumatra, Jawa, Bali, dan
Kalimantan. Mamalia berukuran besar banyak ditemui di wilayah ini seperti
gajah, macan, tapir, badak bercula satu, banteng, kerbau, rusa, babi hutan,
orang utan, monyet, bekantan, dan lain-lain. Selain mamalia, di wilayah ini
banyak pula ditemui reptil seperti
ular, buaya, tokek,
kadal, tokek, biawak, bunglon, kura-kura, dan trenggiling.
Berbagai jenis
burung yang dapat ditemui diantaranya
burung hantu, gagak, jalak, elang, merak, kutilang, dan berbagai macam
unggas. Berbagai macam ikan air tawar seperti pesut (sejenis lumba-lumba di
Sungai Mahakam) dapat ditemui di wilayah ini. Perhatikan gambar di bawah ini
yang merupakan contoh fauna Indonesia bagian Barat.


2)
Fauna Indonesia Tengah atau tipe peralihan
Wilayah fauna
Indonesia Tengah atau disebut pula wilayah fauna Kepulauan Wallace, mencakup
Sulawesi, Maluku, Timor, dan Nusa Tenggara serta sejumlah pulau-pulau kecil di sekitar
pulau-pulau tersebut. Fauna yang
menghuni wilayah ini antara lain babi rusa, anoa, ikan duyung, kuskus, monyet
hitam, kuda, sapi, monyet saba, beruang, tarsius, sapi, dan banteng. Selain itu
terdapat pula reptil, Amphibia, dan berbagai jenis burung. Reptil yang terdapat
di daerah ini, diantaranya biawak, komodo, buaya, dan ular.
Berbagai macam
burung yang terdapat di wilayah ini diantaranya maleo, burung dewata, mandar,
raja udang, rangkong, dan kakatua nuri. Berikut ini gambar contoh fauna Indonesia
bagian Tengah.


Gambar 1.39
Beberapa spesies fauna Indonesia bagian timur
3)
Fauna Indonesia Bagian Timur
Fauna Indonesia
Bagian Timur atau disebut tipe australic tersebar di wilayah Papua, Halmahera,
dan Kepulauan Aru. Fauna berupa mamalia yang menghuni wilayah ini antara lain
kanguru, beruang, walabi, landak irian (nokdiak), kuskus, pemanjat berkantung
(oposum layang), kangguru pohon, dan kelelawar. Di wilayah ini tidak ditemukan
kera. Di samping mamalia tersebut terdapat pula reptil seperti biawak, buaya,
ular, kadal. Berbagai jenis burung ditemui di wilayah ini diantaranya burung
cenderawasih, nuri, raja udang, kasuari, dan namudur. Jenis ikan air tawar yang ada relatif
sedikit.

F. Perubahan
Akibat Interaksi Antarruang
Interaksi
antarruang dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pergerakan orang,
barang, gagasan dan informasi. Semua pergerakan tersebut menimbulkan perubahan,
baik bagi daerah tujuan maupun daerah asal. Perubahan apa yang terjadi akibat
adanya interaksi antarruang?
Interaksi keruangan
meliputi beragam jenis pergerakan seperti perjalanan menuju tempat kerja,
migrasi, pariwisata, pemanfaatan fasilitas umum, transmisi infomasi dan modal, wilayah
pemasaran kegiatan retail, perdagangan internasional, dan distribusi barang. Semua
bentuk interaksi tersebut berdampak pada adanya perubahan. Jika banyak orang
dengan berbagai kepentingannya selalu datang pada suatu tempat, maka tempat
yang dituju akan berkembang menjadi pusat kegiatan manusia atau sering disebut
kota. Jadi, pergerakan orang sebagai bentuk interaksi keruangan menimbulkan
perubahan. Berbagai perubahan akibat interaksi keruangan yaitu sebagai berikut.
1.
Berkembangnya Pusat-Pusat Pertumbuhan
Pergerakan orang,
barang dan jasa pada suatu lokasi tertentu akan menimbulkan pemusatan aktivitas
manusia pada lokasi tujuan. Pemusatan aktivitas penduduk tersebut kemudian
membentuk daerah perkotaan. Daerah perkotaan merupakan pusat pertumbuhan suatu
wilayah karena sebagian besar aktivitas terkonsentrasi di wilayah perkotaan.
2.
Perubahan Penggunaan Lahan
Aktivitas penduduk
yang terus meningkat pada akhirnya akan memerlukan lahan untuk menampung
aktivitas tersebut. Semakin banyak penduduk yang datang pada suatu kota akan
disertai dengan kebutuhan tempat tinggal.
Akibatnya terjadi alih
fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi permukiman. Hal yang sama juga
terjadi pada industri, perdagangan,
jasa, dan lainnya yang memerlukan lahan untuk menampung aktivitasnya.
Dengan demikian, terjadi perubahan penggunaan lahan dari pertanian ke non
pertanian (permukiman, industri, perdagangan, jasa, dan lainnya).

3.
Perubahan Orientasi Mata Pencaharian
Interaksi spasial
umumnya terjadi karena adanya kepentingan ekonomi, khususnya berkaitan dengan
pekerjaan. Daerah yang menjadi tujuan pergerakan penduduk akan dihuni oleh
mereka yang memiliki pekerjaan yang beragam. Jenis pekerjaan juga berkembang
karena adanya kebutuhan akan barang dan jasa yang semakin beragam. Orientasi
pekerjaan berubah dari yang tadinya berorientasi pada sumber daya alam, khususnya
petani, menjadi pekerjaan lainnya.
4.
Berkembangnya Sarana dan Prasarana
Terjadinya
pergerakan orang, barang, dan informasi memerlukan sarana dan prasarana.
Pembangunan sarana dan prasarana akan semakin meningkat dengan meningkatnya
pergerakan tersebut. Kendaraan, jalan, fasilitas umum, pusat-pusat perdagangan,
dan lain-lain terus bertambah dengan semakin meningkatnya interaksi keruangan.

5.
Adanya Perubahan Sosial dan Budaya
Adanya pergerakan
penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya akan disertai dengan interaksi sosial. Terjadinya insteraksi
antaranggota masyarakat tersebut akan disertai pula dengan saling pengaruh,
terkait dengan norma dan nilai yang dianut oleh masing-masing individu atau
kelompok masyarakat.
Kelompok masyarakat
pendatang dan penduduk asli saja memiliki nilai dan norma yang berbeda.
Perubahan sosial juga menyangkut perubahan status sosial. Berkembangnya suatu
wilayah karena adanya interaksi spasial akan memengaruhi status sosial
masyarakatnya. Perubahan juga dapat terjadi pada aspek budaya karena penduduk
pendatang dan penduduk asli dapat memiliki budaya yang berbeda.
Perubahan sosial
dan budaya pada saat ini tidak lagi hanya karena adanya pergerakan penduduk,
tetapi juga karena adanya aliran informasi dari suatu daerah dengan daerah
lainnya, bahkan antarnegara atau benua yang jaraknya sangat jauh sekali.
Contohnya, gaya busana aktor atau aktris di Amerika kemudian ditiru oleh
penduduk Indonesia.
6.
Berubahnya Komposisi Penduduk
Interaksi keruangan
dalam bentuk pergerakan orang akan menimbulkan konsentrasi penduduk dalam suatu
wilayah. Penduduk tersebut memiliki latar
belakang yang berbeda-beda, misalnya agama, status sosial, usia, jenis kelamin,
mata pencaharian, etnik atau suku bangsa, dan lain-lain. Akibatnya komposisi
penduduk berubah dari yang awalnya relatif seragam, misalnya sebagian besar
etnik Sunda, kemudian berkembang menjadi beragam etnik.

Komentar
Posting Komentar